SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Sabtu, 22 Januari 2011

Polres dan Polhut Dishutbun Kabupaten Bengkayang Sita 5.738 Batang Kayu di Lembah Bawang

BENGKAYANG. Kerjasama antara Polres dan Polhut Dishutbun Kabupaten Bengkayang membuahkan hasil dengan melakukan penangkapan pembalakan liar yang ada di Kecamatan Lembah Bawang. Sebanyak 5.738 batang kayu berhasil di sita oleh Polres Bumi Sebalo. Barang bukti kayu illegal tersebut masih berada di TKP dan telah diberikan police line. Masyarakat sekitar TKP tidakmengetahui pemilik kayu tersebut. AKBP Mosyan Nimitch SIK Kapolres Bengkayang didampingi Waka Polres Kompol Arianto, Kabag Ops Cepi Noval SIK, dan Kasat Intel Herman SIK mengatakan, Kamis (20/1) lalu bersama Polisi Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunanan Bumi Sebalo melakukan penangkapan pembalakan liar dalam rangka mendukung program kerja 100 hari Kapolri dimana kamis lalu memasuki hari yang ke 81 harinya. “Sebanyak 5738 batang kayu berhasil diamankan di Dusun Meranti Desa Kinande Kecamatan Lembah Bawang. Jenis kayu yang diamankan tersebut terdiri dari jenis kayu meranti dan campuran. Ada yang berukuran 9 x 18 dan 8 x 12,” beber Nimitch saat konferensi pers di ruang kerjanya, Jumat (21/1). Nimitch menjelaskan, kayu tersebut ditemukan dalam kawasan hutan produksi bukan dalam lahan perusahaan kelapa sawit. Ini sesuai kenyataan saat Polhut bersama jajaran Polres Bengkayang yang turun ke TKP mengecek lokasi pembalakan liar tersebut dengan menggunakan GPS (Global Potation Satelit) dan peta topografi kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan tahun 2000. “Sebanyak 10 orang saksi dimintai keterangannya mengenai pemilik kayu tersebut. Saat ini dan kami akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kasus ini. Untuk 2011, ini merupakan kasus pembalakan liar yang pertama kalinya kami tangani,” aku Nimitch. Nimitch melanjutkan, baru tiga truck yang sudah digeserkan dari lokasi kayu tersebut ke Kecamatan Samalantan. Sebenarnya kayu yang telah dibuat police line tersebut di bawa ke Mapolres Bengkayang, berhubung truck yang kami mintai bantuan untuk membawa barang bukti kayu tersebut tidak berani melintasi gunung Vandering. “Mobil yang kami miliki tidak mampu membawa kayu tersebut, oleh karena itu kami memintai bantuan masyarakat yang memiliki truck untuk menggeserkan kayu yang berada di TKP ke Kecamatan Samalantan. Para wartawan dapat melihat sendiri kondisi mobil milik Polres Bengkayang yang rata-rata tidak mampu melalui jalan ke TKP,” jelas Nimitch kepada para wartawan. Laporan polisi telah dibuat dan akan menindaklanjutinya. Kami juga telah melakukan pemeriksaan meraton terhadap kasus ini. Nimitch mengungkapkan pembalakan liar ini pasti ada tersangkanya, saat ini masih dalam proses penyidikan sehingga kami belum memberikan nama-nama tersangka, dan akan diberitahu kepada wartawan setelah selesai penyidikan. Nimitch telah memerintahkan jajarannya untuk mengembangkan kasus ini lebih lanjut. Karena calon tersangka sudah ada. Perlu diketahui, setiap kegiatan pembalakan liar pasti ada pemodal, pengendali dan pekerja. “Mengenai rumor atau isu yang mengatakan bahwa pembalakan liar di Kecamatan Lembah Bawang tersebut di boking oleh aparat keamanan, itu tidak benar,” tegas orang nomor satu di Mapolres Bumi Sebalo ini. Sebanyak 57 personil dari Polres Bengkayag dikerahkan ke TKP baik itu dari satuan Intel, Serse dan Samapta. Polisi Hutan Dishutbun Bumi Sebalo mengerahkan tujuh personilnya. Sedangkan dari Polsek Samalantan hanya satu orang saja, sebagai penunjuk jalan menuju TKP. (cah)

Minggu, 16 Januari 2011

Jembatan di Jalan Menuju Suti Semarang Banyak Memakan Mangsa

Robertus: Sembilan Jembatan Menuju Suti Semarang Hanya Menggunakan Dua Keping Papan BENGKAYANG. Bukan hanya jalan yang rusak berat di Kecamatan Suti Semarang, kondisi jembatan pun tidak kalah ironisnya. Bayangkan saja, kurang lebih sebanyak Sembilan buah jembatan menuju Suti Semarang hanya menggunakan dua keping papan, celakanya ada beberapa yang menggunakan satu keping saja. Dengan kondisi ini, jembatan tersebut hingga kini banyak memakan mangsa. Robertus STh, Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang mengatakan, Kecamatan Suti Semarang merupakan salah satu daerah terisolir yang ada di Bumi Sebalo. Hal ini dikarenakan akses jalan darat yang tidak memadai. “Sebanyak Sembilan buah jembatan menuju Suti Semarang yang memakai dua keping papan, bahkan ada yang menggunakan satu keping papan saja. Kondisi in sangat memperihatinkan dan mengancam keselamatan setiap orang yang melewatinya,” beber legislator dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil III ditemui dikediamannya di Sentagi Dalam, belum lama ini. Petrus Landuk, 40, Kades Suti Semarang mengisahkan pengalamannya, Jumat (24/12) 2010 lalu diirnya pulang berbelanja dari Pasar Bengkayang untuk kebutuhan menyambut hari raya Natal. ia membawa kue, minuman, dan rempah-rempah. Jembatan yang saya lalui hanya dua keping papan saja, saya terjatuh dan kaki di timpa motor. Nama sungainya ialah Sijahan. Lebar sungai kurang lebih 10 meter dan dengan ketinggian enam meter. Semua belanjaan basah, satu pun tak dapat di bawa pulang sehingga hanya merayakan Natal apa adanya. “Sudah banyak yang jungkir balik saat melewati jembatan tersebut, salah satunya Camat Suti Semarang, Yohanes Atet dan Wakil Bupati Bengkayang Agustinus Naon saat ia masih menjabat sebagai Staf Ahli Pemerintahan pernah jatuh disitu juga,” beber Landuk ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Wakil Bupati Bengkayang periode 2010-2015 terjatuh saat mengikuti rombongan Bupati Bengkayang periode 2005-2010, Drs Jacobus Luna MSi melakukan kunjungan kerja ke Tapen dan Safari Ramadhan di Desa Cempaka Putih tepatnya sebelum Pemilukada Bumi Sebalo dilakukan. Hanya sangat disayangkan, Kadis PU belum pernah melintasi jembatan tersebut sehingga tidak merasakannya. Landuk beharap kepada pemerintah daerah segera membangun jembatan tersebut. Sehingga tidak lagi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena selama ini jembatan tersebut mengancam keselamatan bagi yang mengguunakannnya. (cah)

Natal Oikumene Kabupaten Bengkayang Sederhana Tapi Meriah

Cornelis: Ajak Masyarakat bersama dirinya membangun Kalbar dari ketertinggalan BENGKAYANG. Natal Oikumene yang diselenggarakan di Lantai V Kantor Bupati Bengkayang Jumat (14/1) diselenggarakan dengan sederhana tetapi meriah. Dalam kesempatan itu, Gubernur Kalbar mengajak seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo bersama dirinya membangun Kalbar dari ketertinggalan. Drs Cornelis MH, Gubernur Kalimantan Barat mengatakan, dirinya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bengkayang karena telah lama menunggu kedatangan dirinya. Ini dikarena dalam sehari ia beserta istri dan rombongan mengikuti Natal Oikumene 2010 di tiga wilayah termasuk Bumi Sebalo. Sebelum di Bengkayang, ia dari Serimbu dan Ngabang. Jadi harap dimaklumi. “Kita sebagai WNI, harus saling harga dan menghargai serta toleransi dalam keberagaman. Apabila merayakan Imlek atau lebaran, kita jangan pawai sehingga mengganggu bagi yang merayakannya untuk beribadah,berikanlah ketenangan dalam menjalankan ibadah. Begitu juga saat Natal, mereka pun memahami dan toleransi dimana kita sedang merayakannya dan melakukan ibadah. Jadi kita harus tetap toleransi dan tenggang rasa dalam keberagaman keyakinan,” saran Mantan Bupati Landak di Lantai 5 Kantor Bupati Bengkayang, Jumat (14/1). Ketua DAD Kalbar ini menjelaskan, beberapa waktu lalu ia bersama masyarakat dayak lainnya melakukan orasi di Bundaran Hotel Indonesia untuk menuntut prof. Thamrin yang telah menghina suku dayak. Ia mengajak kepada seluruh warga Bumi Sebalo membantu dirinya untuk melawan professor gila tersebut. Bagi sarjanawan dan sarjanawati yang besic pendidikannya social dan hukum dapat kiranya membantu ia dalam penelitian untuk mementahkan penelitian dosen UI tersebut. “Hari ini merupakan Hari Ulang tahun saya menjadi Gubernur Kalbar yang ketiga tahunnya dan saya merayakan bersama masyarakat Kabupaten Bengkayang. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membangun Kalbar dari ketertinggalan, karena suatu daerah dikatakan terisolir dikarenakan insfrastuktur jalan yang tidak memadai. Tahun kemarin saya fokuskan pembukaan PPLB di Kabupaten Sambas dan kini sudah terealisasikan, tahun mendatang PPLB Kabupaten Bengkayang akan diperjuangkan untuk dibuka,” tegasnya. Cornelis juga menyinggung wakil rakyat di provinsi yang tidak mendukung adanya proyek multi years. Padahal tidak dipungkiri, masyarakat sekitar proyek tersebut sangat mendambakan segera terealisasikan. Ini nyata sekali, hati mereka sudah tertutup karena demi kepentingan politik dan kelompok, bukan untuk kepentingan rakyat kecil. “Bagi Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Bengkayang serta pejabat eselon II untuk dapat kiranya hadir pada natal oikumene di pendopo Gubernur yang dilaksanakan Minggu (15/1). Bagi yang belum mendapatkan undangan, anggap saja ucapan saya secara lisan ini sebagai undangan. Hari ini saya memenuhi undangan ditiga daerah yang berbeda, besok baru melayani para undangan saya,” seloroh Cornelis,kemarin. Sementara itu, Bupati Bengkayang Suryadman Gidot SPd mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun Bumi Sebalo dari ketertinggalan dari kabupaten lain sesuai dengan bidang masing-masing. “Pemda dan DPRD Bengkayang walau macam manapun berusaha, apabila tidak ada dukungan dari seluruh elemen masyarakat, susah untuk mewujudkan tanda dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan cita-cita kita membuat Kabupaten Bengkayang lebih maju dari kabupaten lainnya. Mari bersama-sama mengejar ketertingalan kabupaten yang kita cintai ini,” ajaknya. Mengenai daerah tertinggal dan terisolir yang ada di Bumi Sebalo,Gidot bersama SKPD akan berusaha sekuat tenaga untuk membuka wilayah terisolir yang tentunya tanpa bantuan dari semua pihak, hal ini tidak akan terealisasikan. Kapolres Bengkayang, AKBP Mosyan Nimitch SIK membeberkan, sebanyak 50 personil ia kerahkan jajarannya untuk mengamankan kegiatan Natal dan Tahun Baru yang diselenggarakan di kantor satu atap ini. Masing-masing satuan Lantas dan Samapta yang diturunkan di lapangan. Dari pantauan Equator dilapangan, Gubernur Kalbar beserta istri dan rombongan datang ke Bumi Sebalo pukul 16.40 dan disambut langsung oleh Bupati Bengkayang berserta istri dan seluruh elemen masyarakat yang hadir dengan diiringi tarian dayak sambut tamu. Dikarenakan perjalanan jauh dan tidak berhenti dari Kabupaten Landak ke Bengkayang, kepala daerah Kalbar dan istri langsung mencari toilet, 10 menit kemudian baru menempati tempat yang telah disediakan oleh Panitia Natal. Tampak hadir mantan Bupati Bengkayang periode 1999-2010, Drs Jacobus Luna MSi, Ketua dan Anggota DPRD Bengkayang, Dandim 1202 Singkawang, Kapolres Bengkayang, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Pengadilan Negeri, Kepala SKPD se-Kabupaten Bengkayang, tokoh masyarakat, adat, agama, pastor, pendeta, serta suster. Tema Natal dan Tahun Baru secara nasional ialah terang sesungguhnya yang menerangi setiap manusia sedang datang kedalam dunia , yohanes 1:1-9. Natal Oikumene 2010 Kabupaten Bengkayang. Kali ini sangat meriah, karena di hadiri oleh Gubernur Kalbar dan artis ibu kota Obbie Mesakh. Cornelis sebagai Gubernur Kalbar menyalakan lilin pertama yang disiapkan oleh panitia, disusul oleh Suryadman Gidot selaku Bupati Bengkayang, kemudian Sebastianus Darwis sebagai Ketua DPRD Bengkayang, diikuti Agustinus Naon yang merupakan Wakil Bupati Bengkayang, Kristianus Anyim menjabat sebagai Sekda Bumi Sebalo. Kepala Bimas Khatolik dan Protestan di Kementerian Agama Kantor Kabupaten yakni Alexander Tinggi SPd, Sag dan Yusak, serta terakhir Bupati Bengkayang periode 2000-2010, Drs Jacobus Luna MSi. Sebanyak delapan lilin yang disiapkan oleh panitia. Sementara itu, suasana tempat kegiatan ini di Lantai lima, kursi yang disediakan oleh panitia baik di sayap kiri dan kanan dipenuhi oleh para undangan, baik itu dari umat kristiani maupun muslim dalam merayakan Natal Dan Tahun Baru di satu atap dari anak-anak sampai kakek-nenek. Sebanyak empat layar televise berukuran 21 inci disiapkan oleh panitia di empat penjuru. Kejadian unik yang kerap terjadi apabila ada suatu kegiatan di Lantai Lima Satu Atap ialah, masyarakat yang hadir banyak terjebak dengan cat tembok kapur di satu atap. Pakaian mereka yag bersandar pun langsung putih dan ada beberapa warga yang sadar langsung mengibas-kibaskan pakaiannya yang terkena cat putih kapur tersebut. Sedangkan bagi yang tidak sadar, membawa kado manis dari satu atap ke rumahnya. Di saat orang tua sedang khusyuk ibadah, sekelompok anak laki-laki di sayap kanan sibuk bermain dan ribut, tidak ada satu pun panitia yang menegur supaya tidak mengganggu acara yang sedang berlangsung. Sedangkan sebagian anak-anak lainnya, tampak mata yang lelah ingin tidur karena lelah menunggu selama beberapa jam baru kegiatan dimulai. Perlu diketahui, panitia menebarkan undangan kepada para undangan menyebutkan kegiatan dimulai jam 16.00, tetapi berhubung menunggu tamu dari provinsi, acara baru dimulai pukul 07.00 sampai 22.15. Masyarakat banyak yang mengeluhkan dengan molornya kegiatan. Bagi yang sudah mengetahui acara akan molornya waktu kegiatan tersebut, datang pukul 18.00, tetapi bagi warga yang disiplin waktu, pukul 16.00 sudah ada ditempat kegiatan. Celakanya, banyak para tamu baik itu masyarakat Bumi Sebalo yang menghadiri kegiatan dan para tamu dari provinsi banyak yang tidak kebagian makanan. Kejadian ini membuat para PNS Bumi Sebalo menyayangkan kejadian ini terjadi dan menjadi pembicaraan hangat usai kegiatan tersebut. Awalnya awak Koran ini tidak mengetahui kejadian tersebut, berhubung disana-sini membicarakan hal tersebut. Dapat dibayangkan, para tamu undangan yang tidak makan dari rumah, harus menunggu pukul 21.00 kampung tengahnya terisi. Parahnya, tamu VIP baru terisi perutnya usai acara di kediaman Bupati Bengkayang bagi umat Nasrani, dan di Pendopo Pemda untuk yang muslim. Obbie Mesakh Bius Warga Bengkayang Obbie Mesakh artis ibu kota Jakarta yang dihadirkan oleh Gubernur Kalbar dalam rangka merayakan Natal Oikumene, berhasil membius seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo dan ia juga sebagai daya tarik masyarakat rela menunggu berjam-jam walau belum makan dari rumah. Obbie membawakan beberapa lagu ciptaanya salah satunya ialah Kisah Kasih Di Sekolah dan lagu-lagu natal. Disaat Obbie Mesakh dan Cornelis berduet maut dengan menyanyikan lagu ciptaan Pance Pondang dengan spontan tepuk tangan meriah dari para undangan. Gidot dengan replek ikut bernyanyi walau d kursi dan tangannya sesekali bergendang dengan meja di hadapannya. Sementara itu, ibu-Ibu pejabat Bumi Sebalo disibukkan dengan mengabadikan duet maut Kepala Daerah Kalbar dan Obbie Mesakh menggunakan handphone. Tamu undangan lainnya tak kalah saing dengan apa yang diperbuat oleh para tamu VIP, suara riang gembira membuat suasana meriah dan bahagia. Seakan tidak mau kalah dengan suaminya, istri gubernur pun berduet maut dengan Obie Mesakh dan menyanyikan lagu demi kau si buah hati. Tidak dapat diperkirakan oleh semua orang, termasuk para wartawan dan juru gambar, tiba-tiba Cornelis membawakan sebuah bunga mawar dan diberikan kepada istri tercintanya dan langsung mencium pipi kiri dan kanan pasangan hidupnya dengan disaksikan ribuan pasang mata warga Bumi Sebalo. Tepuk tangan yang meriah dan terharu nampak di raut wajah para undangan. Usai kegiatan, setelah Gubernur Kalbar beserta Istri dan pejabat Kabupaten Bengkayang meninggalkan ruangan, masyarakat menyerbu Obbie Mesakh untuk diabadikan sebagai kenang-kenangan. Mereka berfoto bersama dan saling berebut berada disisi artis ibu kota tersebut. Setelah itu, obbie Mesakh bersama panitia bersantai ria di tempat duduk VIP untuk menikmati buah-buahan yang telah tersedia kurang lebih lima menit termasuk awak Koran ini. (cah)

Jumat, 14 Januari 2011

Jumlah Guru Di Siding Memprihatinkan

Bengkayang. Kecamatan Siding salah satu kecamatan yang masih terisolir yang ada di Kabupaten Bengkayang. Selain akses jalan darat yang masih belum memadai, tenaga pengajar juga sangat memprihatinkan di wilayh perbatasan Indonesia-Malaysia ini. Egarius Anggota DPRD Bengkayang mengatakan, dirinya selalu memantau kinerja para guru PNS yang mengajar di SMP Negeri 1 dan 2 Siding. Hal ini bertujuan untuk kemajuan pendidikan di Kecamatan Siding. “Masyarakat Kecamatan Siding sangat peka apabila salah satu guru yang malas masuk mengajar. Pernah beberapa waktu lalu beberapa orang tua murid melaporkan kepada saya bahwa tenaga pengajar jarang masuk kantor, sehingga anak didik cepat pulang dan tidak mendapatkan ilmu pengetahuan,” beber Legislator dari Dapil III ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Pria asal Sungkung Kecamatan Siding ini menjelaskan, setelah ia menerima keluhan dari orang tua murid, Egarius pun langsung memanggil guru tersebut dan meninjau langsung dilapangan walau dengan dana pribadi. Legislator dari Partai Demokrat ini mengungkapkan, tingkat pendidikan di Kecamatan Siding hanya sampai SMP saja, apabila ingin meneruskan ke jenjang SMA harus keluar kecamatan. Banyak siswa-siswi yang melanjutkan ke SMA di Seluas, Jagoi Babang, Sanggau Ledo, Bengkayang. Bahkan ada yang bersekolah di Kabupaten Sanggau dan Landak. “Orang tua murid sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, apabila masih ditemukan tenaga pengajar di Kecamatan Siding yag malas masuk mengajar, dirinya tidak segan-segan membeberkan di media massa. Karena dengan dipublikasikannya guru tersebut, ada efek jera dan yang bersangkutan dapat intropeksi diri yang akhirnya rajin masuk mengajar,” tegasnya. Lain halnya dengan Nuroji anggota Komisi X DPR RI saat kunjungan kerja Ke Kabupaten Bengkayang beberapa waktu lalu, ketersediaan guru bahasa Inggris di sejumlah daerah masih mengkhawatirkan melihat banyak sekolah yang tidak memiliki guru bahasa Inggris. "Bagaimana mereka mau lulus dalam ujian nasional, sementara dalam ujian nasional (UN), matematika, Bahasa Inggris adalah yang ikut diujikan. Bukan hanya itu, sekolah-sekolah di sana juga tidak memiliki laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Itu banyak dikeluhkan masyarakat " Tanya legislator dari Partai Gerindra Dapil Jawa Barat VI. Karena itu, Nuroji sepakat agar formula UN diubah yakni 40 persen untuk mata pelajaran yang terdapat dalam nilai rapor dan 60 persen adalah mata pelajaran yang diujikan di UN. Sebab, ada beberapa mata pelajaran yang juga bisa menilai kecakapan siswa, seperti kesenian atau olahraga. Namun UN tetap diperlukan sebagai pemetaan ini. Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang menjelaskan, untuk Kecamatan Siding belum ada TK dan SMA. Yang ada baru SD dan SMP saja. Dan ketersediaan guru yang mengajar disana masih sangat terbatas. Ditambahkan oleh Matius Pan Basten Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Siding mengungkapkan, ditempat ia mengajar hanya ada tiga PNS termasuk dirinya, dan sisanya tenaga honor dari daerah setempat. Setiap guru yang PNS merangkap dua sampai tiga mata pelajaran. “Dana BOS yang di dapat dari pemerintah hanya cukup untuk membayar tenaga honor, sedangkan kebutuhan lain di sekolah harus dibeli sedikit demi sedikit karena terbatasnya anggaran,” jelas Basten saat ditemui Equator di Pasar Seluas, belum lama ini.

Wakil Bupati Bengkayang Jatuh Melewati Jembatan Menuju Suti Semarang

Robertus: Sembilan Jembatan Menuju Suti Semarang Hanya Menggunakan Dua Keping Papan BENGKAYANG. Bukan hanya jalan yang rusak berat di Kecamatan Suti Semarang, kondisi jembatan pun tidak kalah ironisnya. Bayangkan saja, kurang lebih sebanyak Sembilan buah jembatan menuju Suti Semarang hanya menggunakan dua keping papan, celakanya ada beberapa yang menggunakan satu keping saja. Robertus STh, Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang mengatakan, Kecamatan Suti Semarang merupakan salah satu daerah terisolir yang ada di Bumi Sebalo. Hal ini dikarenakan akses jalan darat yang tidak memadai. “Sebanyak Sembilan buah jembatan menuju Suti Semarang yang memakai dua keping papan, bahkan ada yang menggunakan satu keping papan saja. Kondisi in sangat memperihatinkan dan mengancam keselamatan setiap orang yang melewatinya,” beber legislator dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil III ditemui dikediamannya di Sentagi Dalam, belum lama ini. Petrus Landuk, 40, Kades Suti Semarang mengisahkan pengalamannya, Jumat (24/12) 2010 lalu diirnya pulang berbelanja dari Pasar Bengkayang untuk kebutuhan menyambut hari raya Natal. ia membawa kue, minuman, dan rempah-rempah. Jembatan yang saya lalui hanya dua keping papan saja, saya terjatuh dan kaki di timpa motor. Nama sungainya ialah Sijahan. Lebar sungai kurang lebih 10 meter dan dengan ketinggian enam meter. Semua belanjaan basah, satu pun tak dapat di bawa pulang sehingga hanya merayakan Natal apa adanya. “Sudah banyak yang jungkir balik saat melewati jembatan tersebut, salah satunya Camat Suti Semarang, Yohanes Atet dan Wakil Bupati Bengkayang Agustinus Naon saat ia masih menjabat sebagai Staf Ahli Pemerintahan pernah jatuh disitu juga,” beber Landuk ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Wakil Bupati Bengkayang periode 2010-2015 terjatuh saat mengikuti rombongan Bupati Bengkayang periode 2005-2010, Drs Jacobus Luna MSi melakukan kunjungan kerja ke Tapen dan Safari Ramadhan di Desa Cempaka Putih tepatnya sebelum Pemilukada Bumi Sebalo dilakukan. Hanya sangat disayangkan, Kadis PU belum pernah melintasi jembatan tersebut sehingga tidak merasakannya. Landuk beharap kepada pemerintah daerah segera membangun jembatan tersebut. Sehingga tidak lagi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena selama ini jembatan tersebut mengancam keselamatan bagi yag mengguunakannnya. (cah)

Selasa, 04 Januari 2011

Keterisoliran dan Kemiskinan Tantangan Pemda Bengkayang

BENGKAYANG. Berkaitan dengan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan tahun 2011 yang akan datang Gidot mengungkapkan, bahwa keterisoliran dan kemiskinan merupakan tantangan yang harus terus dijawab oleh daerah ini.Wakil Bupati Bengkayang 2005-2010 ini berpendapat bahwa keterisoliran memberikan kontribusi yang besar terhadap tingkat kemiskinan. Suryadman Gidot, SPd Bupati Bengkayang mengatakan, keberhasilan yang telah diraih oleh pemerintah kabupaten dari berdiri hingga tahun 2010, dari beberapa keberhasilan tersebut yaitu aktivitas perekonomian yang menujukan peningkatan yang positif yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan pdrb diatas rata-rata 4,5%, yang berdampak pula pada pendapatan perkapita yang mengalami kenaikan rata-rata 13 persen untuk setiap tahunnya dimana pada tahun 2005 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar 6,1 juta rupiah menjadi 10,2 juta rupiah pada tahun 2009 yang lalu. “Prestasi ini sangat menggembirakan kita bersama dan untuk kinerja ekonomi tersebut maka Kabupaten Bengkayang dianugerahkan sebagai kabupaten yang menerima penganugerahan sebagai kabupaten yang menduduki peringkat kedua se Propinsi Kalimantan Barat yang kinerja perekonomiannya menujukan pertumbuhan yang baik oleh lembaga GTZ JERMAN bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan media cetak lokal beberapa waktu yang lalu,” terang Gidot ditemui di Mess Pemerintah Kabupaten Bengkayang, belum lama ini. Suami dari Femi Oktaviani Gidot SE menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut telah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Bengkayang yang tergambar dari peningkatan usia rata rata harapan hidup masyarakat Bumi Sebalo dari 68,4 tahun pada tahun 2007 menjadi 68,57 tahun pada tahun 2008. Karena dengan dengan keterisoliran daerah maka hasil usaha masyarakat tidak dapat memberikan kontribusi yang memadai dalam meningkatkan pendapatan karena biaya yang ditanggung dalam proses produksi dan distribusi tidak sebanding dengan harga yang diterima. “Kondisi ini tidak dapat memotivasi masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya. Berikutnya kondisi terisolir ini juga telah berdampak pada sulitnya masyarakat untuk menikmati pembangunan dan memperoleh layanan yang memadai terutama bidang kesehatan dan pendidikan. Untuk menjawab masalah ini, pembukaan kawasan terisolir melalui pembangunan jalan dan jembatan merupakan kebijakan prioritas yang dijalankan beberapa tahun kedepan terutama dua kecamatan yang belum dapat dilalui kendaraan roda 4 yakni kecamatan siding dan kecamatan suti semarang,” tegasnya. Dengan kebijakan ini diharapkan dapat menjadi urat nadi yang dapat menggeliatkan aktivitas ekonomi masyarakat di dua kecamatan tersebut yang muaranya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jika hal ini dapat dengan cepat diatasi maka Gidot berpendapat bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Bengkayang akan dapat ditekan pertumbuhannya bahkan dikurangi. “Semoga apa yang akan dijalankan oleh pemerintah daerah sebagaimana visi dan misi daerah yang dijabarkan dalam rpjmd kabupaten bengkayang 2010–2015 dapat didukung bersama oleh seluruh lapisan masyarakat dan steakholder di Bumi Sabalo ini agar masyarakat kabupaten bengkayang yang sejahtera, cerdas, sehat, beriman, demokratis dan mandiri dalam keberagaman sebagaimana visi kabupaten bengkayang 2010-2015 dapat diwujudkan,”harapnya.(cah/humas bky)

Perusahaan Perkebunan Sawit Bermasalah, Masyarakat Harus Intropeksi Diri

Ebot: Kabupaten Bengkayang belum ada aturan mengenai ijin lokasi oleh instansi teknis Bengkayang. Yulianus Widodo S Farm Apt anggota DPRD Bengkayang mengatakan, mengenai pemanfaatan kawasan hutan untuk perkebunan dimana sebanyak enam perusahaan perkebunan kelapa sawit yang bermasalah di Bumi Sebalo yang semuanya sudah beroperasi dengan luas area mencapai 28560 hektar belum mendapat izin lokasi tetapi sudah ditanam, masyarakat harus intropeksi diri mengenai hal ini. Kabupaten Bengkayang belum ada aturan mengenai ijin lokasi oleh instansi teknis. “Apabila masyarakat sekitar tahu dengan semua aturan mengenai izin lokasi pada perusahaan perkebunan sawit, hal ini tidak akan terjadi dan pihak perusahaan tidak berani beroperasi. Ini merupakan pelajaran berharga bagi kita supaya tetap jeli apabila perusahaan mau masuk ke daerah kita,” saran Legislator Demokrat dari Dapil III via telepon seluler, Selasa (4/1). Sugianto Ebot, Sekretaris LSM Bina Lingkungan Hidup Borneo Kabupaten Bengkayang menuturkan, banyaknya terjadi permasalahan tentang warga masyarakat dengan perusahaan perkebunan yang terjadi di Kabupaten Bengkayang, di duga akibat tidak adanya perhatian pihak perusahan perkebunan. Ini bukan merupakan wujud ke tidak patuhan saja, melainkan juga sebagai wujud dari memang tidak adanya rencana yang terukur dalam pemanfaatan lahan tersebut. Kesimpulannya kita meminta ke Bupati Bengkayang agar tidak memberikan izin lokasi tersebut dan kemudian melepaskannya kepada pihak lain untuk dapat di manfaatkan dalam rangka meningkatkan PAD Bengkayang. Masalah izin lokasi yang di atur di Permen Agraria BPN No. 2/ 1999, kalau tidak sampai pembebasan Lahannya 50% dari luas izin lokasi, maka izin lokasi tidak dapat di perpanjang dan pemegang izin harus melaporkan kemajuan pembebasan/tri wulan ke Dinas Perkebunan “Parahnya, di Kabupaten Bengkayang belum ada aturan mengenai ijin lokasi oleh instansi teknis. Oleh karena itu, perlu dibuat segera perda atau peraturan bupati, sehingga aturan itu jelas dan tidak tumpang tindih. Selama ini kita hanya mengacu kepada Permen Agraria BPN No. 2/ 1999 tentang izin lokasi. Peranan eksekutif dan legislatif sangat penting dalam hal ini“ terang Ebot ditemui dikediamannya di jalan Basuki Rachmad, Selasa (4/1). Ebot membeberkan, pihaknya akan memanggil enam perusahaan perkebunana sawit yang bermasalah tersebut untuk beraudiensi mengenai permasalahan dalam hal izin lokasi. kami siap memfasilitasi antara pihak eksekutif, legislatif dan perusahaan dalam hal ini. Namun, tak mudah juga bagi perusahaan baru itu untuk mendapatkan izin perkebunan sawit. Mekanisme perizinan pendirian perkebunan sawit dilakukan melalui tiga tahap yakni izin informasi lahan, izin usaha perkebunan, dan izin lokasi. Setiap tahapan memiliki tenggat waktu dan serangkaian proses yang harus dilakukan. Kalau tidak dipatuhi, izin-izin itu akan dicabut. Untuk tahap izin informasi lahan, tenggat yang diberikan adalah satu tahun. Di sini, investor harus melakukan studi awal lokasi dan analisis dampak lingkungan. Perusahaan mesti menganalisis luas lahan yang efektif untuk perkebunan sawit. Jadi, misalnya, ada 25 ribu hektare lahan yang diberikan bupati sebuah wilayah kepada satu perusahaan untuk dianalisis. Ternyata, hanya 18 ribu hektare yang cocok untuk dikembangkan. Lahan yang cocok itulah yang harus dikembangkan oleh investor. Pontius S Hut, Aktivis Pemuda Kabupaten Bengayang menjelaskan, pencadangan tanah dan izin lokasi diatur dalam peraturan Kepala Daerah Kabupaten/kota dengan Peraturan Daerah masing-masing yang esensinya kurang lebih mencakup perusahaan–perusahaan yang memerlukan tanah untuk keperluan usahanya harus mengajukan permohonan arahan lokasi kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada kepala kantor Pertanahan, Kepala Dinas Perkebunan dan Kepala Dinas Kehutanan Dati II dengan melampirkan rekanan akte pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh menteri Kehakiman dan HAM. Dalam memperoleh arahan lokasi tersebut Kepala Kantor Pertanahan mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dan mencadangkan areal nonhutan (di Kalteng disebut sebagai kawasan pengembangan produksi-KPP, di propinsi lain disebut Areal Pengembangan Lain–APL). Bupati / Walikota menerbitkan surat keputusan arahan lokasi yang berlaku 6 - 12 bulan ( tergantung kabupatennya ). Berdasarkan surat keputusan arahan lokasi perusahaan dapat melakukan kegiatan Survey lahan . Jika lahan yang diarahkan sesuai untuk pengembangan sawit maka perusahaan dapat mengajukan permohonan izin prinsip. Izin Prinsip akan dikeluarkan oleh Bupati/walikota untuk jangka waktu selama 1 tahun . Selama periode tersebut, pengusaha harus melakukan kegiatan/penguasaan atas tanah dan mengajukan izin prinsip. Permohonan izin lokasi di ajukan kepada Bupati/Walikota dengan lampiran status penguasaan tanah yang telah dilakukan. Izin lokasi biasanya berlaku 2 tahun. “Setelah mendapatkan izin lokasi , Perusahaan harus melakukan AMDAL sebagai syarat untuk mendapatkan Izin Usaha Perkebunan ( IUP ). Setelah IUP diterbitkan, perusahaan harus mengajukan Izin pembukaan lahan ( LC ) dan dapat segera beroperasi sejalan dengan permohonan HGU kepada BPN,” jelas Pontius ditemui di Jalan Basuki Rachmad, kemarin. Pontius menerangkan, Izin lokasi yang telah berakhir dapat diperpanjang. Permohonan perpanjangan izin tersebut harus diajukan selambat-lambatnya 10 hari kerja sebelum habis jangka waktu izin lokasi berakhir disertai dengan alasan perpanjangannya. Permohonan izin lokasi hanya boleh diajukan bila syarat perolehan tanah sudah lebih dari 50 % areal yang dicadangkan. Perpanjangan izin lokasi hanya diperbolehkan satu kali untuk periode 12 bulan. Bupati/Walikota menerbitkan keputusan perpanjangan izin lokasi selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah diterimanya berkas permohonan perpanjangan izin lokasi. (cah)

Senin, 03 Januari 2011

Rabat Beton Tak Kuat, Pronton, Eskapator, dan Truck Tumbang

BENGKAYANG. Proyek multi years yang mengeluarkan dana milyaran rupiah untuk meningkatkan jalan Sanggau Ledo-Seluas-Jagoi Babang ke titik nol perbatasan terindikasi tidak kuat. Hal ini dikarenakan rabat beton tersebut tidak memakai tulang dan saat ini banyak yang rusak. Parahnya, dalam sebulan dua buah mobil tumbang, yakni truck dan pronton yang membawa eskapator. Egarius, anggota DPRD Bengkayang mengatakan, jalan rabat beton yang dibuat di jalan provinsi tepatnya di Dusun Pereges Desa Seluas Kecamatan Seluas kualitasnya dipertanyakan. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan jalan rabat beton tersebut tidak memakai tulang atau besi. “Tulang atau besi sangat berpengaruh dalam ketahan jalan rabat beton. Apalagi ini jalan provinsi, banyak aktifitas lalu lintas baik kendaraan roda dua, empat dan bahkan pronton. Jalur ini juga menuju ke Serikin Serawak Malaysia, apabila kualitasnya tidak baik, jalan akan cepat rusak,” terang Legislator dari Dapil III ini ditemui dikediamannya di Dusun Pereges, belum lama ini. Legislator dari Partai Demokrat inimenjelaskan, ia yakin rabat beton yang dibuat di jalan provinsi ini tidak bertahan dengan lama. Baik itu karena dalam pembuatannya tidak memakai tulang, juga campuran nya sedikit semen tetapi banyak pasirnya. Apabila memakai tulang, apabila jalan rabat beton tersebut retak, tidak akan hancur. Tetapi apabila tidak memakai tulang, akan hancur dan berderai bongkahan beton tersebut. Egarius sangat menyayangkan pihak ketiga dalam membuat jalan dengan kualitas tidak baik. “Saya juga tukang, jadi tahu takaran semen dan pasir mana yang lebih banyak. Pernah waktu itu saya menegur para pekerja tersebut karena banyak pasir dibandingkan semen untuk rabat beton. Apabila kualitas jalan tidak baik, kami yang merasakannya karena kami warga sini,” ungkap Eqarius. Egarius mengungkapkan, siapa saja yang bekerja, kerjakanlah dengan baik. Percuma saja pemerintah mengeluarkan dana milyaran rupiah tetapi kualitas dalam pengerjaannya asal-asalan. Kasihan dengan warga yang menggunakan jalan ini sehari-hari. “Warga banyak mengusulkan kepada dewan dan bupati untuk memperbaiki jalan di wilayahnya. Setelah terealisasikan, jalan yang diperbaiki tidak bagus dan asal jadi. Bagi yang mengerjakan jalan tersebut, kerja yang betul-betul, walaupun tidak sampai 100 persen, tetapi minimal 75 persen jadilah. Jangan pengerjaannya hanya 35 persen, masyarakat yang sakitnya,” sarannya. Bukan rahasia lagi dalam hal pengerjaan proyek, pemerintah sudah menghitung berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk pengerjaan jalan rabat beton tersebut, dan biaya untuk keuntungan pemborongnya. Apabila jalan selalu diperbaiki tetapi pengerjaannya asal jadi tidak memikirkan kualitas ketahanan jalan, perhatian pemerintah bukan hanya untuk jalan tersebut saja tetapi masih banyak lagi. “Oleh karena itu, kepada semua pihak dalam hal ini bekerjalah sesuai bistek dan tetap menjaga kualitas ketahanan jalan,” harap pria asal Sungkung Kecamatan Siding ini. Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Seluas yang tidak ingin disebutkan namanya saat melintas jalan di Pereges, ia meragukan ketahanan rabat beton yang ada di daerah tersebut. Belum saja diresmikan sudah banyak yang retak dan hancur rabat betonnya. “Rabu (15/12) lalu, sebuah mobil truck milik orang Kabupaten Landak saat melintas jalan yang rabat beton ini tumbang. Dan Kamis (30/12), sebuah mobil tronton yang membawa eskapator dari PT WKN tumbang saat melintas jalan rabat beton di Kuburan Desa Pereges Kecamatan Seluas,” beber pria berambut lurus dan berkulit sawo matang ini. Ia menjelaskan, hingga saat ini eskapator tersebut masih berada di tempat kejadian. Sedangkan trontonnya sudah kembali ke Pontianak. Ia menarik kesimpulan, badan jalan rabat beton tersebut tidak kuat menahan beban, sehingga pronton tersebut tumbang.(cah)