SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Senin, 20 Juni 2011

Kecamatan Siding Serba Terisolir

Safari: Bantuan sarana dan prasarana, banyak yang raib entah kemana rimbanya Bengkayang. AIPTU Safari, Kapolsek Siding mengatakan, selama ia bertugas banyak rintangan dan halangan yang terjadi, terutama di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Bertugas di Siding sama juga hidup seperti NKRI belum merdeka. “Disini serba terisolir, baik akses jalan, telekomunikasi, penerangan, dan banyak lagi. Untuk ke ibu kota kecamatan saja mengharapkan transportasi masyarakat, apabila tidak ada warga yang mau pulang ke Siding, kami harus bermalam di Seluas. Syukur di Seluas ada rumah anggota Polsek Siding,” papar Mantan Kapolsek Lumar ini ditemui di Seluas, belum lama ini. Safari menjelaskan, untuk menghilangkan jenuh di tempat tugasnya, ia berburu tupai dan burung. Kebiasaan ini ia dapati saat masih bertugas di Polsek Lumar. Apabila ia dan anggotanya tidak pandai manejmen waktu untuk menghilangkan kejenuhan ditempat tugas yang serba terisolir, akan ruwet akibatnya. Oleh karena itu, Safari sangat berharap kepada Pemda Bengkayang untuk sesegera mungkin membuat terobosan baru terutama Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informasi untuk mengadakan sarana dan prasarana air dari Seluas menuju Kecamatan Siding seperti didaerah luar kabupaten yang tepat mengelola transportasi air. Hal ini dianggap wajar, karena Kecamatan Siding mayoritas dapat dijangkau dengan akses sungai . sedangkan jalan darat masih belum mencakup seluruh desa yang ada. Untuk jalan darat yang berada di dalam kampung atau dusun rata-rata menggunakan jalan rabat beton yang dapat dilalui kendaraan roda dua. “Masyarakat Kecamatan Siding masih menggandalkan motor air untuk menuju ke Kecamatan Seluas,antar desa, dan ke ibu kota kabupaten. Sedangkan untuk jalan darat, aksesnya sangat sulit, kita harus berjalan kaki dengan jam-jam baru sampai ke desa tetangga. Hal ini kami alami dalam patroli wilayah di Siding,” terangnya. Ia mengungkapkan, bantuan baik sarana maupun prasarana untuk Kecamatan Siding sudah cukup banyak. Aik itu dari Pemda Bengkayang, Pemprov Kalbar maupun pemerintah pusat. Tetapi sangat disayangkan sekali, batuan tersebut tidak dibarengi dengan manajemen yang baik di lapangan. “Dua tiga bulan setelah menerima bantuan sarana dan prasarana, sudah raib entah kemana rimbanya. Ini nyata-nyata menghabiskan anggaran. Oleh karena itu, saya menyarankan kepada pemerintah dalam memberikan bantuan, harus ada struktur yang mengelola sehingga dapat maksimal diberdayakan,” sarannya. Drs Kristianus Anyim Msi, Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang menerangkan, di Bumi Sebalo ada tiga kecamatan yang masih terisolir, yakni Siding, Suti Semarang dan Lembah Bawang. Ke tiga daerah tersebut menjadi agenda utama Pemda untuk melakukan pembenahan. “Kita sesuaikan dengan anggaran yang ada dalam hal membangun daerah yang terisolir dan berkelanjutan,” kata Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang ditemui Equator di kediamannya di Jalan Sanggau Ledo, belum lama ini. Suami Anastasia Maria Anyim ini melanjutkan, khusus untuk Kecamatan Siding, saat ini Pemda Bengkayang sedang membuka badan jalan dari Jagoi Take sampai ke Siding. Pembangunan ini akan terus berlanjut sampai ke desa yang ada di Kecamatan Siding. Untuk transportasi air, Anyim menganggap sudah insendentil atau sarana sudah cukup memadai. Karena rata-rata masyarakat Kecamatan Siding memiliki motor air untuk berbelanja ke Seluas atau Jagoi. Apabila ada keramaian seperti Gawai Nyobeng di Sebujit, baru motor air sulit di dapat. Karena padat akan pengunjung baik dari warga luar Kecamatan Siding maupun ari pusat. Dengan banyaknya bantuan saranadan prasarana baik dari Pemda Bengkayang, Pemprov maupun pusat, alangkah baiknya kita memberdayakan koperasi yang ada di Kecamatan Siding. Hal ini dilakukan apabila instansi terkait kekurangan personil untuk mengelolanya. Camat Siding dapat menunjuk secara langsung koperasi yang dapat mengelola transportasi air dari Seluas ke kecamatan Siding. “Staff Camat Siding dapat diberdayakan. Usai jam kantor, staff dapat bekerja di koperasi untuk mengelolanya. Itung-itung untuk menambah penghasilan mereka. Itu pemberdayaan namanya,” tandas Anyim. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar