SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Senin, 28 Februari 2011

Selama 2010, Tiap Bulan Nunggak 20 Juta Rupiah

BENGKAYANG. Selama 2010, setiap bulannya kurang l
ebih 20 jutaan rupiah pelanggan menunggak membayar rekening listrik kepada PLN. Jadi wajar apabila PLN mematok setiap bulannya rugi, tidak untung. Adi Kurniawan, Manager PLN Ranting Bengkayang mengungkapkan, selama ini PLN menggunakan bahan baku solar dimana bukan mendapatkan untung dalam biaya operasional, tetapi merugi setiap tahunnya. Sangat lucu, sebuah perusahaan, dimana targetnya rugi. Saat ini PLN berdiri pada posisi yang sakit. “Khusus Singbebas (Singkawang, Bengkayang dan Sambas), PLN Ranting Bengkayang yang memiliki raport merah dalam pembayaran rekening listrik, dimana banyak pelanggan dari Bumi Sebalo yang menunggak pembayaran rekening listrik,” beber Adi. Kepala Kantor Pelayanan PLN Seluas, Slamet mengatakan, cakupan wilayah kerjanya bukan hanya Kecamatan Seluas saja tetapi termasuk Kecamatan Jagoi Babang juga menjadi tanggungjawabnya. Hingga Februari 2011, melayani 1712 pelanggan PLN. “Selama 2010, setiap bulannya kurang lebih 20 jutaan rupiah pelanggan menunggak membayar rekening listrik. Kami memaklumi dengan kondisi geografis dan akses jalan yang sulit membuat pelanggan terlambat untuk memenuhi kewajibannya,” beber Slamet ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Slamet menjelaskan, setiap pelangga yang terlambat membayar selalu ditanya alasannya bahkan sampai datang kerumah. Ada yang mengatakan uang di pakai untuk membayar sekolah anak, membiayai anak masuk rumah sakit, dan banyak lagi. Dirinya tidak dapat memaksakan kehendak kepada pelanggan untuk tidak terlambat membayar rekening listrik. Tergantung pelanggan yang punya niat untuk membayarnya. Karena sesuai dengan Keputusan Direksi PT PLN No. 386-K/DIR/2010 tentang biaya keterlambatan pembayaran rekening listrik. Pasal 3 ayat 1 huruf a menyebutkan, bahwa beban keterlambatan dikenakan untuk pelunasan tagihan listrik setelah batas akhir massa pembayaran sampai dengan akhir bulan berjalan (bulan ke n) bagi masing-masing pelanggan. Saat awak Koran ini menanyakan, ke mana larinya uang denda atau biaya beban keterlambatan. Apakah masuk ke kas PAD Bengkayang atau ke PLN?”Uang beban keterlambatan atau tunggakan akan menjadi kas PLN,” tegasnya. Selama 2010, setiap bulannya dari tiga sampai empat pelanggan yang kami putuskan sementara. Setelah pelanggan membayar lunas rekening listrik, baru kami sambung lagi. Sedangkan mengawali 2011 ini, baru 44 pelanggan baru baik itu untuk rumah tangga, social maupun bisnis. Perlu diketahui, PLN sub ranting Seluas saat ini memiliki mesin PLTD sebanyak empat mesin kecil dengan kekuatan ke empatnya hanya 300 Kw. Sedangkan beban di Kecamatan Seluas dan Jagoi Babang mencapai 700 Kw. Apabila suplai listrik dari Singkawang dan Bengkayang ada gangguan teknis dan padam dengan waktu yang agak lama, ke empat mesin ini dapat digunakan tetapi dengan catatan bahwa listrik yang nyala hanya kota Seluas sampai ke Jagoi Babang saja. Sedangkan menuju ke SUjah masih tetap padam. Oleh karena itu ke empat mesin tersebut tetap standby. (cah)

Sabtu, 26 Februari 2011

Sadarkan Masyarakat, Polsek Jagoi Jemput Bola

membeberkan, saat ini baru memiliki 23 anggota termasuk dirinya. predikat yang disandang sebagai Polsek Urban, jumlah personil ini dirasakan kurang, karena sesuai dengan aturannya minimal jumlah anggota 90 personil plus satu Kapolseknya. Dengan minimnya jumlah anggota, Hartono dituntut bekerja keras sehingga dirinya dan anggota harus rajin turun kelapangan. “Sekarang kita harus jemput bola. Dengan turun kelapangan, masyarakat banyak mengenal polisi dan sekalian melakukan sosialisasi sadar hukum. Polisi harus langsung bersentuhan dengan warga sekitar untuk mengajak bersama-sama menjaga lingkungan masing-masing,” tegas Hartono. Sementara itu, Mita, 50, Warga Desa Jagoi Babang saat ditemui dikediamannya mengungkapkan, masyarakat disini selalu menjaga kejujuran. Karena disini rata-rata masih satu keturunan dan satu suku dayak yakni dayak bidayuh. “Apabila ada salah satu masyarakat yang melkaukan criminal, akan di hukum adat dan dilaporkan kepada polisi untuk mengamankannya. Hal ini dimaksud untuk memberikan pelajaran atau efek jera bagi pelaku criminal,” ujar bapak berambut ikal dan berkulit sawo matang ini. Hal serupa di ungkapkan oleh Agus, 30, warga Kelurahan Sebalo Kecamatan Bengkayang. ia mengancungi jempol kepada masyarakat Desa jagoi Babang yang terkenal dengan ramah tamah. “Walau kita baru datang pertama kali disini, dan lagi santai di warung kopi. Berhubung warga sekitar mengetahui kita bukan orang tempatan, kita dihampiri dan ditraktir minum. Disini suka bergaul yang baik-baik. Apabila minum minuman keras, apabila sudah agak pusing langsung pulang,” uncap pria berbadan kurus dan berkumis tipis ini. Disini tidak pernah terjadi keributan atau perkelahian antar warga. Rata-rata masyarakat sadar akan hukum terutama hukum adat. (cah)

95 Patok Batas Indonesia Hilang di Jagoi Babang

BENGKAYANG. Sabtu (26/2) merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Kecamatan Jagoi. Karena pemimpin yang hanya dapat dilihat melalui layar televise dan media cetak dapat mereka pandang langsung dengan mata kepala mereka sendiri. Hadirnya Panglima TNI membawa secercah harapan bagi warga daerah perbatasan. Dari 200 patok yang dipatroli, sebanyak 95 patok batas hilang atau tidak ditemukan kami di lapangan. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, apa yang telah dilaporkan oleh dan satgas Jagoi Babang tentunya sudah di laporkan kepada Pangdam XII Tanjungpura dan kami akan menindaklanjutinya. “Ada pos yang perlu direlokasikan, dan ada pos yang perlu ditambah. Itu akan kita kaji semuanya. Tentunya, hal itu dikaitkan dengan panjangnya wilayah tersebut. Yang kedua menjadi perhatian kita ialah perkembangan telekomunikasi, bagaimana komunikasi dapat berjalan dengan baik,” terang Agus saat konferensi pers di Pos Libas Jagoi Babang, kemarin. Agus kembali menegaskan, sarana patroli juga sangat penting. Apabila tidak ada sarana patroli, susah ditempuh karena sesuai dengan jarak tempuh yang mencapai 15 kilometer panjangnya. Oleh karena itu, sarana patrol yang sudah rusak, apabila perlu diganti, akan kita ganti. Semuanya berjalan dengan baik dan benar. Agus mengingatkan, proses pelangaran hukum harus dijalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono meninjau wilayah perbatasan darat Indonesia-Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat, hari ini Sabtu, 26 Februari 2011. Panglima TNI didampingi Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Geerhan Lantara, dan sejumlah asistennya menggunakan helikopter Mi-17 TNI Angkatan Darat menuju Pos Pengamanan Perbatasan Jagoi Babang dan Aruk. Panglima TNI mengatakan perbatasan darat RI-Malaysia di Kalimantan memiliki posisi strategis. Karena selain berbatasan dengan Malaysia, wilayah perbatasan darat RI-Malaysia juga sangat dekat dengan Laut Cina Selatan. “Jadi, apapun yang terjadi di Laut Cina Selatan, bisa berdampak hingga ke wilayah perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar,” kata Jendral bintang empat ini di temui di Jagoi Babang, Sabtu (26/2). Di pos perbatasan, Panglima TNI sempat mendapatkan laporan soal kondisi perbatasan darat RI-Malaysia dari Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 641/Bru. Dalam kunjungannya itu, Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya, menjelaskan, perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar memiliki panjang 966 kilometer. Jalur perbatasan sepanjang itu melintasi 14 desa, 15 kecamatan, lima kabupaten, dan 52 jalan `tikus` yang menghubungkan 55 desa di Kalbar dengan 32 kampung di Serawak (Malaysia). “Di sepanjang perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar itu terdapat lima pintu lintas batas yakni Entikong, Aruk, Jagoi Babang, Jasa, dan Mangabadau,” terang orang nomor dua di Pemprov Kalbar. Komandan Satgas Pamtas Yonif 641/Bru Letkol Inf Trisaktiono dalam paparannya kepada Panglima TNI mengemukakan, panjang perbatasan darat Kalbar-Serawak tercatat 966 kilometer. "Wilayah perbatasan itu dijaga oleh sekitar 615 personel yang tersebar di 32 pos pengamanan perbatasan. Terdapat 200 kilometer panjang wilayah perbatasan Kalbar-Serawak yang menjadi "status quo" karena merupakan kawasan taman nasional,” jelasnya. Ia mengemukakan, selain belum adanya jaringan jalan yang memadai, terdapat pula keterbatasan aliran listrik, air bersih, jaringan telekomunikasi dan sarana transportasi untuk melakukan pengawasan dan pengamanan wilayah perbatasan. Lain halnya dengan Bupati Bengkayang Suryadman Gidot SPd sangat berterima kasih kepada Panglima TNI karena telah sudi berkunjung ke Kabupaten Bengkayang terutama di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Jagoi Babang. “Kita berpikir positif dengan datangnya Panglima TNI, dengan harapan kedepannya ada perhatian pengembangan daerah perbatasan. Perbatasan perlu dikembangkan oleh semua pihak, itu yang terpenting,” jelas Wakil Bupati Bengkayang periode 2005-2010 ini. Gidot menjelaskan, untuk membangun daerah perbatasan tidak mudah, apabila hanya mengharapkan satu pihak saja, tidak akan terealisasikan. Dengan datangnya Panglima TNI, ada upaya untuk membangun infratsruktur dengan menggunakan program. Suami dari Femi Oktafiani Gidot ini memisalkan, membangun infratsruktur TMD dalam skala besar untuk menjaga wilayah perbatasan NKRI. Apabila secara manual, apa yang dicita-citakan tidak akan tercapai. Kapolres Bengkayang, AKBP Mosyan Nimitch SIK membeberkan, sebanyak 80 personil kepolisian saat mengamankan kedatangan Panglima TNI bersama rombongan saat berkunjung ke Jagoi Babang “Sampai saat ini situasi dan kondisi tetap kondusif keamanan Kecamatan jagoi saat datangnya Panglima TNI bersama rombongan. Tidak ada gangguan satu pun yang terjadi,” terang Nimitch. Lettu Inf Dedi Hartono Dan Pos Libas Jagoi Babang mengungkapkan, kunjungan kerja Panglima TNI untuk meninjau pos-pos pengamanan perbatasan di Kalbar khususnya di Kabupaten Bengkayang terutama di Kecamatan Jagoi. “Setelah Panglima TNI berkunjung kesini, dilanjutkan ke Aruk Kecamatan Sajingan Kabupaten Sambas sekalian menelusuri garis batas sampai ke Tanjung Datok Kecamatan Paloh bersama rombongan,” beber Dedi diruang kerjanya, belum lama ini. Panglima TNI memesan kepada prajurit untuk meningkatkan profesionalisme, menjaga disiplin dalam menjalankan tugas perbatasan, dan bekerjasama yang baik serta berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menyelesaikan masalah. Panglima TNI juga memberikan bingkisan berupa alat-alat olahraga seperti bola kaki, volley, sepaktakraw dan buku-buku ilmu pengetahuan. Semuanya bertujuan untuk masyarakat. Sehingga warga sekitar dapat menyalurkan bakat dalam olahraga bersama prajurit. Sedangkan buku yang tersedia untuk semua kalangan dari anak-anak sampai ke orang tua. “Suatu kehormatan buat kami yang bertugas di daerah perbatasan. Karena pimpinan mau melihat langsung keadaan prajurit dalam kehidupan di lapangan. Tidak semuanya mendapatkan kesempatan seperti ini,” haru Dedi. Pada akhirnya, memotifasi kami untuk bekerja lebih baik secara maksimal ke depannya, apa yang telah diberikan kepada kami saat Panglima TNI mengunjungi kami sudah cukup senang. Dedi kembali membeberkan, kendala di lapangan saat menjalankan tugas ialah transportasi yang dimiliki oleh Pos LIbas Jagoi Babang hanya dua buah kendaraan roda dua yang kondisinya kurang maksimal dan dihadapkan dengan medan yang sulit. “Patroli untuk cek patok batas yang jauh, tidak di dukung dengan alat transportasi, sehingga mengandalkan jalan kaki. Satu buah merk Kawasaki Ninja 2009 yang dapat digunakan walaupun sering rusak, sedangkan motor Yamaha YT kondisinya rusak berat,” aku Dedi. Dedi menjelaskan, patroli patok batas dan patroli wilayah dilakukan minimal dua kali dalam seminggu. Karena kami harus melakukan ungkap, selidiki, dan cegah kegiatan illegal. Selain mengamankan patok batas dan patroli wilayah NKRI, kami juga diwajibkan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat baik itu berupa anjangsana, olahraga bersama, maupun kegiatan keagamaan. “Pergeseran patok batas Indonesia ada. Perlu diketahui, dari 200 patok yang dipatroli, sebanyak 95 patok batas hilang atau tidak ditemukan kami di lapangan. Walaupun hilang, tetapi titik koordinatnya kita miliki dan dapat mengetahui letak patok sesuai titik koordinat masing-masing sesuai dengan kesepakatan kedua negara tidak hilang,” tegas Dedi. Dengan hilangnya 95 patok batas, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti memberikan tanda dengan kayu atau balok dengan cara di cat. Bisa juga di tulis, dan segera melaporkan ke komando batas untuk ditindaklanjuti. Untuk membuat patok baru, bagian topografi TNI AD Indonesia dan topografi Malaysia bersama-sama membangun patok tersebut di lapangan. Tidak boleh satu negara saja supaya tidak muncul kecurigaan antara satu dengan yang lainnya. Perlu diketahui, batas kiri patok batas yang diawasi oleh prajurit Pos Libas Jagoi Babang ialah D864 di Gunung Raya, dan batas kanan E36 yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Siding. Hilang atau tidak ditemukannya patok batas dikarenakan beberap factor kemungkinan. Ada yang hilang dikarenakan longsor, balok sudah busuk, patok batas terlalu pendek, akibat pembukaan lahan sawitdan terkena gusur oleh buldoser kemudian hilang. Kemungkinan juga di hilangkan patok batas tersebut dengan sengaja oleh cukong kayu baik yang berasal dari Indonesia maupun Malaysia. Dari pantauan awak koran ini dilapangan, masyarakat Kecamatan Jagoi Babang dari balita sampai ke kakek-nenek antusias melihat kedatangan panglima TNI. Karena kejadian ini jarang terjadi di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Apalagi yang datang ialah orang nomor satu di TNI. Panglima TNI disambut oleh Dansatgas Pamtas (Pengamanan Perbatasan) Yonif 641/Beruang Letkol Inf Trisakti. Panglima TNI bersama rombongan tiba di Jagoi Babang pada pukul 08.00 dan pukul 09.30 kegiatan selesai. Kemudian, rombongan menuju tempat parkir helicopter di Lapangan Sepakbola Jagoi Babang yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari Pos Libas. Panglima TNI beserta rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke Aruk Kecamatan Sajingan Kabupaten Sambas. Seluruh satuan TNI yang ada di Kabupaten Bengkayang turut mengamankan kedatangan Panglima TNI. Termasuk dari Singkawang dan Pontianak. Ada kejadian aneh saat helicopter yang ditumpangi Panglima TNI mendarat di lapangan sepakbola Jagoi Babang. Dimana atap teras warung yang berada tepat di depan lapangan sepakbola hamper terangkat ke atas sehingga anggota TNI meminta kepada pemilik warung untuk mengisi jerigen dengan air dan digantungkan ke tiang dengan maksud atap tersebut tidak terangkat saat helicopter meninggalkan tempat parkir. (cah)

Kamis, 17 Februari 2011

BENGKAYANG. Pawai Cap Go Meh 2562 tahun 2011 yang jatuh pada tanggal 17 Februari 2011 pada hari Kamis berjalan aman dan sukses. Kegiatan ini dilakukan bukan untuk menunjukkan kekuatan, tetapi untuk masyarakat Bumi Sebalo tetap sehat dan sejahtera. Drs Kristianus Anyim MSi, Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang mengataan, perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu bentuk komunikasi masyarakat yang memang terdiri dari berbagai etnis, ada dayak, melayu, jawa, tionghoa dan suku lainnya. “Kedepan, dengan adanya kegiatan ini semakin mempererat rasa silahturami antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Karena ini merupakan kegiatan budaya dan setiap tahun dirayakan, kapasitas Pemda Bengkayang tetap mendukung kegiatan yang bersifat positif untuk menggali budaya yang ada di Bumi Sebalo,” jelas Anyim ditemui di Vihara Aria Marama Jalan Migang, Kamis (17/2). Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan olahraga Dra Anastasia Maria mengungkapkan, dengan kegiatan ini diharapkan dapat menggairahkan dunia pariwisata di Bumi Sebalo. Dan para wisatawan baik local maupun mancanegara datang ke kabupaten ini. “Kami tetap medukung kegiatan positif masyarakat Kabupaten Bengkayang, bukan hanya perayaan Cap Go meh saja, tetapi acara kebudayaan lainnya yang ada di Bumi Sebalo. Ini membuktikan kabupaten kita yang multi etnis dan rasa toleransi yang tinggi walau berbeda suku tetapi tetap warga NKRI,” terang Istri Kristianus Anyim ini di temui di ViharaAria Marama, kemarin. Sementara itu, Tjhin Jean Kong Ketua Panitia Cap Go Meh 2562 tahun 2011 Kecamatan Bengkayang menjelaskan, kegiatan dimulai sejak pukul 07.00 dan pawainya jam 09.00 dan berakhir 11.46. semua undangan hadir baik itu dari Pemda Bengkayang, DPRD Bumi Sebalo, Kepolisian, TNI, tokoh agama, pemuda, adat dan masyarakat. “Sebanyak 32 tanduk barang dalam pawai Cap Go Meh tahun ini, dan 200 lebih tatung yang ikut meramaikannya. Sedangkan peserta pawai mencapai ribuan orang. Tahun ini masyarakat Bumi Sebalo sangat antusias menyaksikan pawai, tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya,” ungkap Tjhin, kemarin. Tjhin menjelaskan, pawai Cap Go Meh merupakan event tahunan, tanpa diberitahu atau disebarluaskan kegiatan pawai masyarakat Bumi Sebalo sudah tahu. Peserta pawai berasal dari Kecamatan Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, bahkan ada dari Jagoi Babang dan Kota Singkawang. Khusus peserta dari kota amoi, atas kesadaran sendiri dan ingin meramaikan kegiatan Cap Go Meh di Bumi Sebalo dan mereka membawa tatung sebanyak 13 orang. Kami sangat berterima kasih kepada Pemda Bengkayang, DPRD Bumi Sebalo, pihak keamanan dan seluruh unsure muspida karena telah menyukseskan kegiatan ini. Pawai bukan untuk menunjukkan kekuatan, tetapi untuk masyarakat Kabupaten Bengkayang tetap sehat dan sejahtera. “Diharapkan tahun mendatang, Pemda Bumi Sebalo dan masyarakat duduk satu meja untuk membahas kegiatan ini, minimal enam bulan sebelum kegiatan panitia sudah dibentuk,” harap bapak berkacamata putih dan bermata sipit ini. Memang sebelumnya kami berencana mendatangkan kesenian jawa yakni Reong Ponorogo, tetapi sanggarnya sedang memenuhi undangan di Singkawang untuk memeriahkan Cap Go Meh disana, apabila bukan hari Kamis (17/2) mereka ada waktu, kami hanya dapat menghadirkan kuda lumping kepada masyarakat Bumi Sebalo. Kapolres Bengkayang AKBP Mosyan Nimitch SIK melalui Kabag Ops Kompol Cepi Noval membeberkan, sebanyak 154 personil dikerahkan untuk mengamankan kegiatan ini. Dan melibatkan semua satuan yang ada di Polres Bumi Sebalo. “Setiap Malam sejak Imlek, dikerahkan sebanyak 43 personil untuk mengamankan kota Bengkayang sampai Rabu (23/2) mendatang. Selama berlangsungnya kegiatan, tidak ada gangguan keamanan dan laka lantas. Situasi dan kondusi keamanan Bumi Sebalo tetap kondusif,” tegas Cepi. Dari pantauan awak Koran ini dilapangan, pawai di mulai dari Jalan Jerendeng AR menuju Terminal Bengkayang, kemudian ke Jalan Susteran, belok kiri ke Jalan Parti, tembus ke Jalan Jerendeng AR, dan menuju ke Jalan Gereja Protestan, setelah itu belok kanan menuju Jalan Masjid Jami. Sesampainya di Jalan Masjid Jami, peserta pawai menuju Jalan Bambang Ismoyo. Kemudian ke Jalan Ngura, masuk ke Jalan Basuki Rachmad, lurus ke Jalan tabrani, belok kiri ke Jalan pasar tengah, tembus ke Jalan Ngura dan belok kanan ke Jalan Jerendeng dan kembali lagi masuk ke Jalan Tabrani dan finis di Vihara Aria Marama di Jalan Migang. Saat pawai, Sekda, Ketua DPRD, dan unsure muspida lainnya beserta tokoh agama, masyarakat dan pemuda ikut serta berjalan kaki sesuai rute yang telah ditentukan oleh panitia. Ini membuktikan, rasa toleransi sangat tinggi di Bumi Sebalo. (cah)

Bensin Langka, Harga Perliter Mencapai Sepuluh Ribu

BENGKAYANG. Langkanya BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis bensin membuat harga di kios-kios liar melonjak sangat signifikan. Harganya pun bervaraiasi, tergantung dengan pemilik kios untuk menjualnya. Dari Rp tujuh ribu rupiah perliter sampai 10 ribu rupiah. Jojon alias Dani Warga Kecamatan Ledo mengatakan, sangat terkejut dengan harga bensin yang ada di ibu kota Kabupaten Bengkayang. Tadi (kemarin, red) ia mengisi bensin di Seibopet Kelurahan Sebalo Kecamatan Bengkayang untuk motornya. “Massa harga bensin Rp 9000 perliter, sedangkan di kampung saya saja masih enam ribu perliter. Dan harga BBM jenis bensin di pertamina baru Rp 4500 rupiah perliter. Sudah berapa besar keuntungan para pemilik kios liar tersebut,” unkap Jojon ini ditemui di Jalan Bambang Ismoyo, belum lama ini. Dani-sapaan akrabnya merasa peran Pemda Bengkayang terutama instansi terkait tidak bertanggungjawab atas harga BBM jenis bensin yang melonjak naik. Seharusnya mereka merazia atau melakukan inspeksi mendadak terhadap kios-kios liar tersebut, bila perlu diberikan sanksi tegas karena telah menaikkan harga besin yang sangat signifikan. Hal serupa dialami oleh Yanto, 30, Warga Kelurahan Bumi Emas. Ia sangat terkejut dengan harga bensin saat mengisi di kios Jalan Bambang Ismoyo, ia dikenai Rp 8000 perliter. Sebelumnya saat ia ingin mengisi bensin di Jalan Sanggau Ledo, pemilik kios menghargai bensin seharga 10ribu perliter. “Saya sangat heran dengan para pemilik kios yang memanfaatkan langkanya BBM jenis bensin di pasaran. Dpadahal wacana pemerintah pusat dalam hal pembatasan BBM baik itu jenis solar dan bensin pada April mendatang,” keluh bapak empat anak ini, kemarin. Lain halnya dengan Kasianus, 16, warga Desa Tebuah marong Kecamatan Ledo, motornya kehabisan bensin di jalan Sanggau Ledo, dan ia pun meminjam kendaraan roda dua temannya untuk mencari BBM jenis bensin di kios, karena stock di pertamina sudah habis. “Harga bensin di kios berbeda-beda,dari tujuh ribu perliter hingga 10 ribu perliter. Tadi saya membeli bensin di jalan Gereja Khatolik dengan harga tujuh ribu rupiah perliter. Sudah capek rasanya berkeliling mencari bensin yang murah,” akunya di temui di depan SD Amkur Bengkayang, kemarin. Sementara itu, Ami, 35, Warga Bukit Taruna Kelurahan Bumi Emas menceritakan, stock BBM jenis bensin diwarungnya masin 10 jirken yang berkapasitas lima liter, tadi pagi (kemarin, Red) di borong orang dari Seibopet semuanya. Ia yang tidak mengetahui dengan langkanya bensin, dan menjual semuanya dengan harga lima ribu lima ratus rupiah. “Apabila saya tahu harga bensin langka di pasaran, tidak mau saya jual semuanya. Karena capek antri di pertamina. Sedangkan SPBU yang ada di ibu kota kabupaten baru ada satu saja, seharusnya di Bengkayang minimal tiga SPBU resmi,” sarannya.(cah)

Selasa, 15 Februari 2011

Rutan Harapkan Bantuan Bibit

BENGKAYANG. Dengan keterbatasan yang dimiliki, tujuh buah kolam yang dimaksud untuk membudidayakan ikan telah dibuat pihak Rutan Klas IIB Bengkayang. Namun permasalahannya, kolam yang siap dipakai tersebut hingga kini belum diisi berbagai jenis ikan. Sementara untuk membeli bibit ikan guna mengisi kolam tersebut, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (KPR), Edi Suherman, S.Sos mengatakan pihaknya tidak memiliki anggaran untuk pengadaan bibit ikan yang diharapkan. Dengan keterbatasan yang dimiliki, tujuh buah kolam yang dimaksud untuk membudidayakan ikan “Setakat ini kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait agar dapat memberikan bantuan bibit ikan guna mengisi kolam-kolam yang ada di Rutan. dengan terisinya kolam-kolam tersebut, akan banyak manfaat yang bisa diperoleh.” kata Suherman. Menurut Suherman, dengan terisinya kolam-kolam tersebut, akan banyak manfaat yang bisa diperoleh. Terutama sebagai upaya untuk memberikan keterampilan bagi para penghuni Rutan dalam membudidayakan ikan, sehingga kelak ketika keluar mereka dapat menerapkannya ditempat masing-masing. “Hal lain dikatakannya sebagai upaya untuk memberikan aktivitas yang berarti bagi penghuni Rutan. Sayang kalau kolam ini tidak dimanfaatkan,” tandasnya sambil menunjukkan salah satu kolam yang belum terisi ikan. Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkayang menjelaskan, apabila niat Ruta Klas II B Bumi Sebalo yang berada di Kecamatan Lumar ingin mendapatkan bibit, kami dapat membantu. “Asalkan mereka membuat surat atau proposal yang ditujukan kepada kami, dalam hal meminta bantuan bibit ikan, kami akan membantu sesuai dengan anggaran yang ada,” jelas Mantan Kadis Hutbun ini via seluler, kemarin. (cah)

Wujudkan Kecamatan Teriak Swasembada Beras

BENGKAYANG. Selama 11 tahun Bengkayang menjadi kabupaten, kabupaten ini tidak pernah swasembada beras. Sebenarnya Bumi Sebalo tidak pernah gagal panen padi, dan kebutuhan beras raskin dan bulong tidak terlalu dibutuhkan. Dengan program beras raskin membuat masyarakat malas untuk menanam padi baik itu sawah ataupun berladang. KSU Sepakat Bersama ingin wujudkan Kecamatan Teriak swasembada beras. Heru Kamaruzaman SE, Ketua Umum Koperasi Sepakat Bersama Desa Dharma Bhakti Kecamatan Teriak mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan terobosan baru dalam menampung gawah kelompok tani yang mereka bina tertama di Kecamatan Teriak dan Bengkayang. “Dalam rangka menyukseskan ketahanan pangan, salah satunya persiapan pembelian gabah petani. Akhir bulan Februari, rata-rata sudah panen padi ladang, dan sampai saat ini Bumi Sebalo belum ada pengepakan beras seperti kabupaten lain yang ada di Kalbar,” terang Heru ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Heru menjelaskan, hal ini kami lakukan sesuai dengan rapat anggota (29/12) 2010lalu, bahwa kami sepakat untuk menadah gabah petani terutama padi lading menjadi skala pioritas, sedangkan padi sawah pioritas cadangan. KSU Sepakat Bersama akan membeli hasil panen petani dengan kualitas baik dan akan di distribusikan di seluruh Kabupaten Bengkayang. Heru sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi di Bumi Sebalo. Beras asal kabupaten selama ini hilang dari pasaran, tidak tahu kemana rimbanya. “Untuk anggota kelompok tani yang telah terdaftar pada koperasi kami, dihargai gabah petani sebesar 3,5 ribu rupiah perkilogram dan standar tiga rbu rupiah. Ini sesuai dengan kualitas dan mutu gabahnya. Sedangkan yang bukan anggota poktan dihargai dua ribu ibu enam ratus rupiah gabah kering,” rinci bapak tiga anak ini, kemarin. Heru optimis, bahwa terobosan yang mereka lakukan ini akan membuahkan hasil dan suatu saat kecamatan Teriak menjadi salah satu kantong hasil beras di Bumi Sebalo. Dan ia ingin merealisasikan program pemerintah, dimana satu kecamatan memiliki satu komiditi yang di unggulkan. Hingga saat ini sudah 20 kelompok tani yang di bina oleh KSU Sepakat Bersama, itu baru di Kecamatan Teriak, sedangkan di Kecamatan Bengkayang baru delapan kelompok tani yang bergabung. Semuanya kami bina, baik itu dalam hal kredit pupuk, maupun bibit padi. “Dalam memproduksi beras, kami masih menggunakan pabrik skala kecil dimana baru lima buah pabrik milik anggota poktan. Saat ini lagi dalam proses untuk mengajuka proposal bantuan mesin pabrik padi kepada Pemda Bengkayang. tidak adanya mesin pabrik padi yang baik merupakan permasalahan yang sedang kami hadapi,” aku pria berambut ikal dan berbadan gempal ini. KSU Sepakat Bersama telah memesan 2000 lembar karung. Saat ini baru dating separo. Dalam satu karung berisi 10 kilogram. Saat uji coba memasarkan produk, akan di bagikan gratis kepada anggota poktan, setiap anggota mendapatkan satu karung. “Bengkayang tidak pernah gagal panen seperti daerah lain. Oleh karena itu, kami ingin mewujudkan Kecamatan Teriak swasembada beras. Adapun merk beras produk kami ialah Beras Bumi Sebalo, beras organic karena merupakan beras gunung,” bebernya. Sementara itu, Desman, 21, Warga Desa Dharma Bhakti sangat berterima kasih kepada pihak KSU Sepakat Bersama karena telah membantu petani yang ada di desanya, terutama menampung gabah yang di jual oleh petani. Karena selama ini petani kesulitan dalam menjual gabah dan harga beli cukong di bawah standar harga gabah nasional perkilogramnya 2750 rupiah.(cah)

Kekuatan Jalan Proyek Multi Years Diragukan, Lapor DPRD Kalbar

BENGKAYANG. Proyek multiyears merupakan program dari pemerintah provinsi Kalbar untuk mengerjakan jalan dari Sanggau Ledo sampai ke Jagoi Babang. Hal ini dimaksud untuk memperbaiki jalan yang sudah rusak berat sejak puluhan tahun lalu. Apabila kekuatan jalan proyek multi years diragukan kekuatannya, laporkan saja ke DPRD Kalbar. Ary Pudyanti SE, anggota Komisi C DPRD Kalbar mengatakan, datang ke Kabupaten Bengkayang ingin memantau sampai dimana pengerjaan proyek multiyears propinsi dari Sanggau Ledo sampai Jagoi Babang. “Saya hanya tahu nama lokasi pengerjaan jalan saja, tetapi tidak mengetahui batas dan tempatnya. Oleh karena itu, ia meminta bantuan Bupati Bengkayang Suryadman Gidot untuk menjelaskan batas dan wilayah Kecamatan Sanggau Ledo, Seluas dan Jagoi Babang,” aku Ary yang juga Ketua Fraksi Partai demokrat ini di temui di kediaman Bupati Bengkayang di jalan Sanggau Ledo, belum lama ini. Legislator dari Dapil Kota Pontianak ini membeberkan, ia juga menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat mengenai pengerjaan jalan proyek multiyears tersebut, karena sesuai dengan tupoksinya di Komisi C. “Apabila masyarakat merasa pengerjaan jalan tersebut tidak sesuai dengan bistek atau kekuatan jalan tersebut diragukan, segera melayangkan surat ke Komisi C DPRD Kalbar. Dengan tangan terbuka kami akan menindaklanjutinya dan memanggil pihak PU dan pemenang tender untuk menjelaskan kepada kami,” saran Ary, kemarin. Ary yang berasal dari Jawa tengah ini menjelaskan, proyek multi years apabila tidak ada pengawasan dan control dari selruruh elemen masyarakat Bumi Sebalo akan berdampak dengan kualitas jalan yang dikerjakan oleh pemenang tender. Sementara itu. Bupati Bengkayang Suryadman Gidot SPd mengungkapkan, mengenai proyek multiyears, dirinya tidak ikut campur, karena itu merupakan wewenang provinsi. Dan proses tendernya juga di ibu kota Kalbar. “Ia sangat bersyukur kepada Pemprov Kalbar yang memiliki niat baik untuk memuluskan jalan menuju perbatasan Indonesia-Malaysia. Karena sudah puluhan tahun jalan tersebut rusak parah dan tidak pernah diperhatikan,” terang Wakil Bupati Bengkayang periode 2005-2010 ini ditemui dikediamannya, kemarin. Jumat (11/2) lalu ia mengantar anggota DPRD Kalbar dari Partai Demokrat ke Jagoi Babang. Karena ada beberapa legislator berasal dari komisi C. mereka meminta bantuan untuk mengetahui batas-batas Kecamatan Sanggau Ledo, Seluas dan Jagoi Babang sekaligus menjelaskan di lapangan. Gidot beserta istri sekalian membawa rombongan ke Serikin Serawak Malaysia untuk melihat suasana dan kondisi pasar disana yang mayoritas pedagangnya berasal dari ibu kota Kalbar. Lain halnya dengan Saga, 53, warga Kecamatan Bengkayang, ia sangat menyayangkan dengan dibuatnya parit yang berjarak kurang lebih satu meter dari bahu jalan provinsi. Karena akan berdampak dengan rawannya kecelakan, karena jaraknya yang terlalu dekat. “Seharusnya parit di buat pas di batas DMJ , bukan hanya satu meter dari bahu jalan. Inikan jalan provinsi, apabila PPLB Jagoi dibuka, otomatis ada peningkatan jalan menjadi jalan pusat atau nasional. Dan parit tersebut akan di tutup dan buat baru lagi, ini nyata-nyata untuk menghabiskan anggaran saja dan pola pikir pemborongnya masih sempit,” jelas bapak berambut ikal dan berkulit sawo matang ini. Saga juga mengomentari molen yang digunakan oleh pemborong dalam membuat jalan rabat beton. Ia menjelaskan, seharusnya pemenang tender menggunakan molen besar yang memakai truck, bukan molen kecil. Ini akan mengakibatkan ketahanan rabat beton tersebut tidak akan bertahan dengan lama. “Begitu juga dengan pengerjaan jalan rabat beton yang tidak langsung menutup bahu berm jalan dengan tanah. Ini terkesan dibiarkan saja. Wajar saja Desember 2010 lalu dua buah kendaraan roda empat tumbang, karena berm tidak di timbun dengan tanah,” ulasnya. Apabila berm tersebut langsung di timbun dengan tanah, pasti tidak akan terjadi hal tersebut. Ia juga mengeluhkan dengan ketahanan rabat beton tersebut, karena dari pantauannya saat melintasi jalan tersebut menuju Jagoi, kondisi bahu jalannya banyak yang retak dan roboh dilindas ba mobil. Parahnya, baru beberap a bulan banyak yang berlubang rabat beton tersebut di Dusun Pereges Kecamatan Seluas. “Saya yakin, dengan tanda-tanda kerusakan jalan rat beton tersut dari pengerjaan jalan proyek multi years yang teresan asal-asalan, jalan provinsi ini tidak akan bertahan dengan lama. Sama halnya dengan jalan dari Anjungan sampai ke Tian Tanjung Kabupaten Landak yang belum beberapa bulan di aspal, sekarang sudah rusak dan ditambal lagi,” tandasnya. Ia berharap para konsultan dna pihak PU benar-benar mengawasi pengerjaan proyek multi years tersebut. Apabila jalan ini cepat rusak, bukan kontraktor yang merasakan jalannya, tetapi masyarakat sekitar yang merasakan setiap hari jalan tersebut rusak. Oleh karena itu, ia berharap pihak LSM, media massa, Pemda Bengkayang, dan masyarakat Bumi Sebalo untuk melakukan pengawasan dan monitoring terhadap pengerjaan proyek multiyeras tersebut. Ini semua demi warga Kabupaten Bengkayang yang setiap hari hilir mudik jalan tersebut. Saat awak Koran ini menanyakan kepada salah satu warga Seluas yang tidak ingin disebutkan namanya membeberkan, bahan baku seperti pasir dan batu untuk pengerjaan jalan dari Jagoi sampai Seluas, kebanyakan di impor dari Serikin Serawak Malaysia. (cah)

Libatkan Masyarakat Membangun Bengkayang Secara Proporsional

BENGKAYANG. 11 tahun yang lalu, Bengkayang merupakan kota kecil dan sebuah kecamatan. Semenjak pertengahan 1999, Kabupaten Sambas dimekarkan menjadi dua kabupaten yakni Sambas dan Bengkayang. Walau sudah menjadi kabupaten, Bumi Sebalo masih tertinggal dengan kabupaten lainnya yang ada di Kalbar. Oleh karena itu, perlunya melibatkan masyarakat membangun Bengkayang secara proporsional demi kemajuan kabupaten ini. Obaja SE MSi, Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang mengatakan, setiap tahun akan diadakan musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) baik dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten. Baik itu RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) maupun RKPD (Rencana Kerja Perangkat Daerah). “Rencana kerja inilah untuk tahun depan direalisasikan dan ini sebagai bahan kita untuk mencari bahan atau materi. Tujuan salah satunya untuk menyerap aspirasi dari tingkat desa. Supaya pembangunan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat dan sesuai dengan visi dan misi Bupati Bengkayang periode 2010-2015,” terang Mantan Asisten III Setda Bengkayang ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Obaja menjelaskan, setelah Musrenbang tingkat desa dan kecamatan dilakukan, Pemda Bengkayang menyerap aspirasi tersebut dan dirembuk di tingkat kabupaten. Musrenbang tingkat kabupaten menjadi output para SKPD untuk memuat program yang direncanakan pada tahun yang akan datang. RKPD merupakan kumpulan-kumpulan rencana kerja SKPD yang ada di Bumi Sebalo. Perlu diketahui, Pemda Bengkayang memiliki panduan kerja dalam lima tahun yakni RPJMD, yang diturunkan atau dipecah menjadi pertahun yakni RKPD. Saat penyusunan program dan kegiatan, pasti ada pertimbangan dengan berbagai criteria seperti cakupan wilayah yang akan di bangun, muatan program dan kegiatan, dan turunan dari program dan kegiatan di seleksi atau dipilih untuk dijadikan program pioritas. “Dari cakupan wilayah kita berusaha membangun Bumi Sebalo secara proporsional. Ini dimaksud untuk satuan wilayah pembangunan yang satu dengan wilayah pembangunan yang lainnya diberlakukan secara adil,” jelas bapak berambut ikal dan berkulit sawo matang, kemarin. Obaja mengungkapkan, yang tidak kalah penting pertimbangan yang harus diperhatikan ialah program dan kegiatan butuh dana untuk direalisasikan di lapangan. Kita harus mampu memobilisasi pendanaan program dan kegiatan dalam massa setahun. Disamping itu, untuk mempercepat pembangunan, kita harus menggerakkan kekuatan bersama baik itu pemda, masyarakat dan pihak swasta demi kemajuan Kabupaten Bengkayang. Musrenbang berusaha menjawab visi dan misi Bupati Bengkayang terpilih, oleh karena itu, program dan kegiatan harus riil dan bermanfaat bagi seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo. “Membangun sebuah kabupaten harus mengggunakan tatanan yang berpijak kepada ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku. Disamping itu, harus mempertimbangkan karakteristik suatu wilayahyang bersangkutan serta melibatkan masyarakat secara proporsional. Hal ini dimaksud, supaya ada rasa tanggungjawab rakyat untuk membangun Bumi Sebalo lebih maju kedepannya,” sarannya. (cah)

Sabtu, 05 Februari 2011

Bengkayang Miliki Sekolah Sepakbola

Bengkayang. melonjaknya prestasi timnas Indonesia dalam sepakbola membuat seluruh masyarakat gila akan bola kaki, bukan hanya di pulau Jawa saja, di Kalbar bahkan Bengkayang ikut dampaknya, kini Bumi Sebalo perlu berbangga hati karena telah memiliki sekolah sepakbola sehingga anak-anak yang memiliki bakat alam dalam sepakbola dapat mengasah dan belajar lebih baik lagi dalam bermain sepakbola. Soponias Dentri, Pemilik SSB (Sekolah Sepakbola Bengkayang) Garuda FC mengatakan, sebenarnya Garuda FC telah berdiri sejak 1969 di Bum Sebalo, tetapi di aktifkan kembali dan dibuatkan aktanya 2010 lalu. SSb merupakan satu-satunya sekolah informal pertama kali ada di kabupaten ini. “Anak-anak Kabupaten Bengkayang sangat potensial dalam sepakbola, selama ini tidak ada tempat atau wadah bagi mereka untuk mengembangkan bakat alamnya. Sebagai putra asli Bengkayang, saya sangat tergugah dengan kondisi ini dan bermimpi suatu saat ada anak-anak dari Bumi Sebalo dapat membela club baik di ISL, LPI, timnas Indonesia bahkan ke luar negeri,” aku Dentri ditemui diruang kerjanya di Jalan Ngura, Minggu (6/2). Dentri menjelaskan, dengan adanya SSB dapat menumbuhkembangkan cinta anak-anak kepada sepakbola di Kabupaten Bengkayang. SSB juga sebagai wadah yang positif untuk menghindari kegiatan yang negative dan merugikan massa depan anak. Dari pada anak-anak sepulang sekolah bermain game di internet maupun PS2 atau bermain laying-layang, lebih bergabung dengan SSB. Ini merupakan tempat kumpulnya anak-anak yang memiliki bakat dan prestasi di bidang sepakbola. “Saya ingin memberi motivasi orang-orang Bengkayang untuk bermain sepakbola sebagai mata pencaharian, bukan untuk olahraga atau senang-senang dan hobi. Apabila sejak dini kita tidak melatih bibit-bibit sejak kecil, kapan kita dapat menonton orang Bumi Sebalo main sepakbola di SLI atau LPI,” terang Dentri, kemarin. Dalam awal tahun ini, Dentri mengakui menerima peserta didik dari umur enam sampai 18 tahun. Sekolah dibagi dua tingkatan dimana pada tingkat dasar dan menengah. Tingkat dasar menengah dasar pertama lama pendidikannya empat tahun dari umur enam sampai 10 tahun, sedangkan dasar dua selama dua tahun dengan usia 11-12 tahun. Sementara tingkat menengah pertama selama dua tahun yakni dari usia 13-14 tahun dan menengah kedua selama tiga tahun dari umur 15-18 tahun. Lebih lanjut Dentri memaparkan, biaya yang dikeluarkan oleh orang tua untuk memasukkan anaknya di SSB hanya dengan 400 ribu rupiah saja termasuk iuran semester awal. “Tempat latihan siswa di lapangan kebanggaan warga Bengkayang yakni lapangan BRC. Dalam seminggu tiga kali pertemuan denga masing-masing pertemuan dua jam. Saat latihan tidak mengganggu jam sekolah formal siswa. Jadwalnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah kabupaten ini,” jelasnya. Dentri berharap, dengan didirikannya SSB, persepakbolaan Bengkayang dapat meningkat. Dan ia berencana untuk menyelenggarakan pertandingan sepakbola yang berkelanjutan untuk mengasah anak didiknya dengan masyarakat Bumi Sebalo. Ia membeberkan, Minggu (6/2) pukul 15.00 Garuda FC akan melakukan tanding persahabatan dengan Humster FC milik orag sambas yang berdomisili di Jakarta dan merupakan sang juara liga pedagang asal Kalimantan tahun lalu. ini waktu yang tepat karena semuanya pada liburan dan pulang kampong jadi memiliki waktu yang luang untuk melakukan petandingan persahabatan. Dentri mengungkapkan, SSB mulai aktif Senin (7/2) mendatang. “Kami memiliki pelatih yang professional dan teruji. Adapun para pelatih SSB ialah Sentot mantan pemain Persema (1979-1987) sekaligus mantan pelatih Persibeng (Persatuan Sepakbola Bengkayang), Panji Hidayat mantan pemain Persipon, Kon Nyak Sin pemain legendaris Bumi Sebalo, dan Wendo mantan Kapten team Kalbar pada PON VIII Kaltim,” rincinya. Jadi pelatih yang ada memang memiliki basic sepakbola professional dan sudah melalang buana di dalam dunia persepakbolaan Indonesia. Ke empat pelatih tersebut akan mendidik dan mengajar siswa SSB. (cah)

Warga Keluhkan Jalan Dalam Ibu Kota Kabupaten Kubangan Lumpur

BENGKAYANG. Sejak dimekarkan dari Kabupaten Sambas 1999 lalu, dan sampai saat ini Jalan Pakok yang berada di dalam ibu kota kabupaten tidak pernah tersentuh pembanguan terutama akses jalan. Sungguh disayangkan, masih ada daerah yang berada di ibu kota kabupaten kondisi jalannya dipenuhi kumbangan lumpur. Agus, 32, warga Kelurahan Bumi Emas mengatakan, jalan Pakok yang tembus ke Jalan Basuki Rachmad kondisinya sangat memprihatinkan. Hal ini bukan tanpa alasan, kurang lebih 200 meter belum ada badan jalan padahal jalan tersebut masih dalam ibu kota Kabupaten Bengkayang. “Jalan di ibu kota kabupaten saja begitu, apalagi di kecamatan dan desa yang jauh dari pusat pemerintahan Bumi Emas, mungkin lebih parah lagi. Padahal jalan tersebut merupakan jalan yang sering digunakan oleh seluruh elemen masyarakat Bumi Emas, karena jarak tempuh dari RSUD Bengkayang ke Jalan Basuki Rachmad sangat dekat,” keluh bapak satu anak ini ditemui di Jalan Basuki Rachmad, Rabu (19/1). Perlu diketahui, dari titik nol Jalan Pakok dari Jalan Sanggau Ledo tepatnya di depan RSUD Bengkayang, kurang lebih 200 meter yang sudah pengerasan. Dan dari titik nol berada di Jalan Basuki Rachmad kurang lebih 100 meter sudah pengerasan. Sedangkan daerah yang berada di tengah-tengah tidak ada pengerasan. Agus melanjutkan, selama ini masyarakat jarang melewati Jalan Pakok baik yang datang dari Jalan Basuki Rachmad maupun dari Jalan Sanggau Ledo. Hal ini karena jalan Pakok yang berada ditengah di penuhi oleh kumbangan lumpur walaupun musim kemarau. “Sebagai warga yang menggunakanJalan Pakok, berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang untuk segera membuka badan jalan dan pengerasannya. Ini semua demi kepentingan hanya masyarakat yang menggunakan jalan ini, bukan hanya warga setempat saja. Seharusnya pemkab malu dengan kondisi jalan tersebut apalagi masih berada di belakang pasar Bengkayang,” harapnya. Ditambahkan Matius, 35, warga Bumi Emas. Pemda Bengkayang seakan tutup mata dengan kondisi Jalan Pakok tersebut. Bumi Sebalo sudah berumur 11 tahun lebih. Dan awal berdirinya kabupaten Bengkayang, kantor Bupati berada di Jalan Basuki Rachmad bersebelahan dengan Jalan Pakok. Tidak mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut. “Untuk menuju RSUD Bengkayang dari Jalan Basuki Rachmad yang jarak tempuhnya dekat dan membutuhkan waktu lima sampai 10 menit, harus berputar melalui jalan provinsi sehingga waktu tempuh yang dibutuh dua kali lipat,” terang bapak dua anak ini, kemarin. Matius menyarankan kepada instansi terkait, pembukaan badan jalan dan pengerasan Jalan Pakok segera direalisasikan. Minimal 2012 sudah mulus jalan tersebut. Jangan hanya membangun jalan itu-itu saja, sehingga hasil pembangunan tidak Nampak. (cah)

Polsek di Kabupaten Bengkayang Kekurangan 50 psersen Personil

BENGKAYANG. Luasnya wilayah Kabupaten Bengkayang tidak sebanding dengan jumlah personil kepolisian yang tersedia. Setiap polsek yang ada di Bumi Sebalo kekurangan 50 personil. Termasuk Polsek Jagoi Babang di daerah perbatasan yang tindak kejahatannya tinggi. Kapolsek Jagoi Babang, Kompol Hartono Wtp mengatakan, Kepolisian Sektor (Polsek) yang ia pimpin, salah satu Polsek Urban. dikatakan Urban karena Polsek ini memiliki wilayah hukum yang berbatasan dengan negara tetangga, Malaysia. “Kita hanya memiliki dua puluh personil. Ini kurang, karena kita seharusnya memiliki sembilan puluh personil sebagai Polsek Urban,"beber Hartono Wtp, ditemui diruang kerjanya, Selasa (25/1). Hartono mengungkapkan, dengan jumlah personil yang dimiliki sementara, dirinya bersama jajaran anggota siap untuk bekerja secara maksimal. Bekerja untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyaman hidup masyarakat, khususnya masyarakat Jagoi Babang. Dengan dua puluh personil itu juga, Hartono akan berusaha menurunkan angka kriminal yang terjadi di Jagoi Babang. “Kita akan bekerja semaksimal mungkin dengan anggota yang ada. Namun kita berharap dalam waktu dekat anggota kita. Status Urban itu dikenakan pada Polsek Jagoi Babang karena potensi kerawanan yang sangat besar,” ungkapnya. Dengan peningkatan status diikuti jumlah personil yang bertambah, diharapkan Polsek itu dapat bekerja, sehingga dalam tugas pelayanan pelindung, pengayom dan penegakan hukum di wilayah perbatasan bisa lebih optimal. Sementara itu, Kapolres Bengkayang, AKBP Mosyan Nimitch SIK menjelaskan, bukan hanya Polsek Jagoi Babang saja yang kekurangan, tetapi rata-rata Polsek yang ada di Bumi Sebalo kekurangan 50 persen personil. “Kekurangan personil yang ada di Kabupaten Bengkayang rata-rata belum dapat di penuhi semuanya. Solusinya, setiap tahun akan ada penambahan sedikit demi sedikit,” terang orang nomor satu di Mapolres Bumi Sebalo via telepon seluler, Jumat (4/2). Nimitch menjelaskan, dengan kondisi kekurangan personil disetiap polsek yang ada, yang terpenting kualitas personil dalam menjalankan tugas dan menangani kasus walaupun kuantitas polisi yang ada masih kurang. (cah)

Warga Tebuah Pilih Golput Pemilukada Sambas

SAMBAS. Pemilukada Sambas sedang berjalan, para kandidat dan tim sukses sibuk mengobral janji kepada masyarakat, demi memenangi pesta demokrasi yang diadakan lima tahun sekali untuk duduk dikursi KB 1 P. Bagi Masyarakat Tebuah, apapun janji manis seperti lagu Dewi Persik, tidak terlena. Mereka lebih memilih golput (Golonga Putih) dibandingkan menyempatkan waktu untuk mencoblos kandidat yag bertarung. Uci, 23, warga Tebuah Kecamatan Subah Kabupaten Sambas mengatakan, mengenai Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sambas 2011 ia tidak terlalu mengambil pusing dan tidak tahu siapa saja kandidat yang memperebutkan kursi KB 1 P tersebut. “Untuk apa memikirkan Pemilukada, dari dulu sampai sekarang kami tidak pernah diperhatikan oleh Pemda Sambas. Kami selaku warga yang berbatasan dengan Bengkayang merasa dianak-tirikan. Masyarakat Tebuah tidak pernah mengecap hasil pembangunan selama ini,” tegas pria lajang ini ditemui dikediamannya, Kamis (3/2). Uci mengungkapkan, kurangnya perhatian dari Pemda Sambas untuk membangun kampungnya membuat ia dan beberapa warga cuek dan tidak peduli siapa yang akan menjadi orang nomor satu di Bumi……… “Pemda Sambas selama ini lebih memperhatikan wilayah lain dan daerah kami tidak pernah tersentuh pembangunan baik itu sarana maupun prasarana disegala bidang. Mau ke ibu kota saja susah payah dikarenakan jalan rusak berat dan menjual hasil pertanian sulit,” ungkapnya. Lanjutnya, ia mencontohkan dalam hal sekolah, banyak warga Tebuah yang melanjutkan sekolah baik itu di tingkat SMP maupun SMA di Ledo dan Bengkayang. Hal ini dikarenakan akses jalan menuju Subah sangat sulit. Dan apabila musim penghujan, anak-anak tidak dapat bersekolah dikarenakan banjir. Sedangkan dalam hal CPNS, warga Kecamatan Subah susah payah untuk jebol dikarenakan Pemda Sambas masih berbau SARA untuk menerima pegawainya. Peluang kerja terutama menjadi PNS Kabupaten Sambas yang tidak kesampaian membuat kebanyakan masyarakat lebih memilih menjadi warga Bengkayang. “Menjadi warga Bengkayang, anak-anak yang bersekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi dapat jebol menjadi PNS Bumi Sebalo. Di kampung kami saja sudah ada beberapa yang telah menjadi guru PNS Bengkayang, karena sudah beberapa kali daftar CPNS di Sambas tidak lulus,” bebernya. Orang tua di kampung kami memang dalam status kependudukan warga Sambas, tetapi anak-anaknya yang menyelesaikan kuliah banyak menjadi warga Bengkayang. Pemda Sambas tidak boleh menyalahkan warga yang lebih memilih menjadi penduduk Bumi Sebalo, tetapi harus instropeksi diri terlebih dahulu, kenapa rakyatnya pindah. Sebagai masyarakat yang tidak pernah diperhatikan dan dianak-tirikan oleh Pemda Sambas menjadi punca warga pindah ke kabupaten lain. Hal ini wajar bagi rakyat yang tertindas, bagi yang anak emas hal tersebut membuat tercorengnya pemimpin kabupaten ini. Ditambahkan Moses, 21, Warga Tebuah. Ia kuga tidak mau ambil pusing mengenai Pemilukada Sambas 2011. Niat untuk menjadi anggota KPPS atau PPS pun tidak ada dipikirannya untuk menyukseskan jalannya pesta demokrasi di negeri…………………. “Lebih baik golongan putih saja saat hari H pencoblosan. Lagipula aku tidak kenal dengan wajah dan nama kandidat yang bertarung. Apabila paslon terpilih memimpin kabupaten Sambas lima tahun kedepan, sama seperti Bupati sebelumnya yang menganak-tirikan kami disini,” tegas pria berambut lurus dan berkulit sawo matang ini. Sama halnya dengan Root, 50, Warga Tebuah. Ia sangat pesimis kandidat terpilih untuk memimpin Kabupaten Sambas lima tahun kedepan akan memperhatikan wilayahnya dalam hal pembangunan insfrastruktur baik sarana mapun prasarana. “Mati-matian kita menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi, tetapi setelah selesai kuliah dan ada pembukaan CPNS, tidak lulus. Bukan hanya satu atau dua kali test CPNS, tetapi setiap ada pembukaan mendatar tetap saja tidak lolos,” keluh bapak lima anak ini. Ia menceritakan, anak sulungnya pindah menjadi warga Bengkayang dan saat CPNS lolos, begitu juga dengan anaknya yang nomor dua, dipindahkan menjadi penduduk Bumi Sebalo, dengan maksud apabila ada pembukaan CPNS dan lolos tidak lagi sibuk mengurus administrasinya. (cah)

Kepengurusan KONI Bengkayang Lowong

BENGKAYANG. Sejak 1 Januari 2011, kepengurusan KONI Bengkayang dinyatakan berakhir. Segala kewenangan, hak dan penggunaan atribut yang masih melekat pada kepengurusan 2006-2010 dinyatakan tidak berlaku lagi. Kasi Pembinaan Olahraga DIsbudparpora Fabianus Oel SPd mengatakan, ia diperintahkan oleh Bupati Bupati Bengkayang Suryadman Gidot SPd untuk mengurus secara teknis dengan lowongnya kepengurusan KONI Bumi Sebalo karena massa bhakti 2006-2010 telah berakhir 31 Desember 2010 lalu. Ini dibuktikan dengan berdasarkan surat nomor 400/0047/Kesra/2011 tanggal 17 Januari 2011 perihal pemberitahuan berakhirnya masa jabatan kepengurusan KONI Bumi Sebalo massa bhakti 2006-2010. Yang ditandatangani Kepala daerah Bumi Sebalo. “Sejak 1 Januari 2011, kepengurusan KONI Bengkayang dinyatakan berakhir. Segala kewenangan, hak dan penggunaan atribut yang masih melekat pada kepengurusan 2006-2010 dinyatakan tidak berlaku lagi,” tegas Oel-sapaan akrabnya ditemui di ruang kerjanya, Jumat (4/2). Oel menjelaskan, saya hanya diamanatkan oleh Bupati Bengkayang untuk menyampaikan ini kepada seluruh Pengkab dan pengurus KONI Bumi Sebalo. Surat tersebut sudah diserahkan kepada semua pengurus. “Sambil menunggu akan dilaksanakannya musorkab KONI Bengkayang, sebagai upaya pembentukan kepengurusan yang baru diharapkan kepada semua pengkab yang ada, segera melengkapi bukti kepengurusan yang berupa SK dari Pengda kalbar dan bendera pengkab ke Sekretariat KONI di Jalan Sentagi Dalam,” harap Oel. Perlu diketahui, dasar surat ini ialah SK KONI Kalbar No 1/2008 tentag pengukuhan personalia pengurus KONI Bengkayang 2006-2010, Surat Ketua Umum KONI Kalbar No 47/ORG/II/2010 tertanggal 4 Februari 2011 perihal perpanjangan massa bhakti kepengurusan KONI Bengkayang yang sebelumnya berakhir 31 Januari 2010 diperpanjang 31 Desember 2010. Selain itu, KONI Kalbar mendesak KONI Bengkayang melakukan musorkab dengan surat Sekretaris Umum KONI Kalbar No 02/ORG/I/2010 tertanggal 6 Januari 2011 perihal pemberitahuan musorkab KONI Bengkayang. “Pengkab yang ada di Bumi Sebalo sesegera mungkin menyampaikan data ke Disbudparpora, karena selama ini tidak pernah disampaikan oleh pihak KONI Bengkayang kepada kami. Kami membutuhkan data-data tersebut untuk diberi pembinaan oleh Pemda Bumi Sebalo. Selain itu, untuk mengantisipasi dualisme kepengurusan. Sehingga undangan musorkab tiba ke tangan yang benar,” terang Oel. Adapun data-data yang perlu disampaikan oleh pengkab kepada Disbudparpora, bukti fisik SK dari Pengda Kalbar, bendera pengkab, dan data atlit binaan. Apabila bendera ada pada pemda Bumi Sebalo, bendera tersebut akan dipajang di Disbudparpora. Sedangkan pihaknya meminta data atlit binaan, tidak lain untuk mengantisipasi ada pengurus tetapi atlit tidak ada. Oel mengakui, selama ini pihaknya mengalami kesulitan dalam mencari data pengkab yang ada di Bengkayang. Hal ini dikarenakan KONI dan Disbudparpora berjalan sendiri-sendiri. Sehingga kurangnya koordinasi antara Koni dan Disbudparpora. “Lowongnya kepengurusan KONI Bengkayang, sehingga Bupati Bengkayang sebagai kepala daerah mengambil kebijakan untuk sementara waktu beliau yang pimpin sambil menunggu musorkab dan kepengurusan baru terbentuk,” jelasnya. Parahnya, SPJ KONI Bengkayang 2006-2010 tidak pernah sampai ke Kabid Olahraga. Oleh karena itu, untuk sementara urusan teknis pemda mengambil alih terutama dari Disbudparpora. Setelah kepengursa sudah terbentuk, akan diserahkan kepada pengurus yang baru.(cah)

SSB Garuda FC Ajak Ferdinand Liburan Ke Bengkayang

BENGKAYANG. SSB (Sekolah Sepakbola Bengkayang) Garuda FC merupakan sekolah informal yang pertama di Bumi Sebalo. Pemiliknya merupakan putra asli Bengkayag yang memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas persepakbolaan di kabupaten ini. SSB mengajak pemain professional dari Nigeria yag sudah lama menetap di Jakarta yakni Ferdinand untuk menyadarkan anak-anak dan pemuda Bumi Sebalo akan pentingnya bermain sepakbola. Ferdinand, 28, Warga Imo steat, Nigeria mengatakan, ia datang ke Bengkayang dalam rangka liburan Imlek 2562 bersama temannya pemilik Sekolah Sepakbola Bengkayang Garuda FC, Soponias Dentri. Ia tinggal di Jakarta dan teman-temannya banyak berasal dari Bumi Sebalo. “Saya datang ke Indonesia tahun 2007 di kontrak oleh Club Pasidikab Kediri 2007-2008, sebelumnya saya bemain sepakbola di Singapura dengan club Sporting Africa dari 2005-2007. Saya suka sepakbola Indonesia karena banyak penonton tidak seperti di Singapura,” aku Ferdinand ditemui di Sekretariat SSB Garuda FC di Jalan Ngura, Jumat (4/2). Ferdinand menjelaskan, selama ia bemain di SIngapura tidak ada penontonnya karena masyarakat Singapura lebih suka ke Kasino dibandingkan ke tribune untuk menyaksika pertandingan sepakba. Tidak seperti di Indonesia, penontonnya sangat antusias menyaksikan setiap kali pertandingan. “AKu malas bermain sepakbola apabila tidak ada penontonnya. Makanya saya betah bermain dan tinggal di Indonesia. Apalagi istri saya berasal dari Solo Jawa Tengah. Dikarenakan saya berada di Bengkayang, saya tidak dapat menghadiri hari ulang tahun anak saya demi menggairahkan semangat pemuda Bumi Sebalo untuk bermain sepakbola secara professional,” terang bapak anak satu ini. Ia mengakui, saat ini belum ada club yang meminangnya dikarenakan agennya belum mendapatkan persetujuan dengan club dalam hal kontrak kerja. Ia mengungkapkan, saat masih di kontrak Club Sporting Africa, ia sempat dipinjamkan ke Johor FC Malaysia untuk bermain selama separuh musim. Ferdinand merupakan sosok pemain yang potensial, tetapi ia tidak bernasib baik dikarenakan agennya yang sebelumnya membuat karier sepakbolanya redup. Namun kini ia berharap dengan agen barunya ia dapat mendapatkan club dan dapat bermain di Indonesia. “Saya pernah di panggil untuk bergabung di U-17 Nigeria, berhubung aku cidera jadi tidak bergabung.di Negara kami, mau masuk timnas harus bermain sepakbola di Eropa, apabila di Asia tidak akan pernah di panggil untuk bermain ke timnas. Saya pernah di minta untuk bermain di liga Blanda, tetpi saya masih menjajakinya dan menyuruh agen saya berbicara dengan club yang ada disana,” beber Ferdinand. Ia menceritakan, sejak umur lima tahun di negaranya, anak-anak sudah pandai bermain sepakbola. Apabila tidak dapat berman sepakbola professional, pemuda Nigeria baru mencari profesi atau pekerjaan lain. Usai wawancara, awak Koran ini di ajak oleh pemilik SSB Garuda FC, Dentri untuk bermain sepakbola di lapangan kebanggaan Bengkayang yakni lapanga BRC. Ferdinand menunjukan kebolehannya dalam mengolah bola. Decak kagum terlontar dari mulut semua orang yang berada di lapangan melihat dengan mudahnya Ferdinand mengolah bola. Saat bermain bola, Ferdinand menyumbangkan tiga buah gol untuk Garuda FC A melawan Garuda FC B. ketiga gol tersebut lewat heding kepalanya. Ferdinand berposisi di gelandang. Fabianus Oel, Kasi Pembinaan Olahraga Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bengkayang saat berada di lapangan BRC mengungkapkan, sangat kagum dengan cara Ferdiannd mengolah si kulit bundar. “Ini lah bukti seseorang yang bertekad untuk menjadikan sepakbola sebagai mata pencaharian. Ia bermain secara professional. DiBumi Sebalo banyak anak-anak dan pemuda yang berbakat dalam sepakbola tetapi tidak ada wadah dan kurangnya pembinaan,” keluh Oel, kemarin. Oleh karena itu, ia berharap dengan datangnya Ferdinand ke Bengkayang dapat menumbuh kembangkan minat dan gairah anak-anak dan pemuda Bumi Sebalo untuk lebih giat berlatih, siapa tahu kelak mereka dapat menjadi pemain professional. (cah)

Masyarakat Harus Bedakan Hak PLN dan Instalatir

BENGKAYANG. Kurang pahamnya masyarakat Bumi Sebalo mengenai tariff yang harus dibayar saat pemasangan baru membuat nama baik PLN tercemar. Asumsi masyrakat yang menyudutkan pihak PLN tidak dapat disalahkan, karena pihak PLN kurang mensosialisasikan aturan yang berlaku saat pemasnagan baru. Masyarakat Bengkayang harus mengetahui mana hak PLN dan Instalatir. G Adi Kurniawan SH, Manajer PLN Ranting Bengkayang melalui Supiandi, Spv Pelayanan Pelanggan mengatakan, mengenai pemberitaan media cetak local yang menyudutkan pihak PLN memeras masyarakat Suti Semarang dalam hal pemasangan baru itu tidak benar. Dalam pemasangan baru, ada dua kategori yakni hak PLN dan Instalasir.kami tetap mengacu pada Permen Enegeri dan Sumber Daya Mineral No 07/2010 tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan listrik Negara. Pada Pasal 3 huruf b (1) , Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA sampai dengan 2.200 VA (R-1ITR). Dan sesuai dengan Pasal 8, bahwa Biaya Penyambungan untuk penyambungan baru atau penambahan daya tenaga listrik yang disambung dengan jaringan standar ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Menteri ini. Supiandi menjelaskan, sambungan 1 fasa atau 3 fasa dengan pembatasan daya dan pengukuran Tegangan Rendah. Tersambung sampai dengan 2.200 VA ialah 750 rupiah per VA. Untuk menyambung listrik, biaya yang dikenakan oleh PLN sangat murah. “Untuk 450 VA (volt ampere) hanya Rp 337.000. dan 900 VA hanya Rp 675.000. di tambah Rp 3000 untuk biaya materai. Itu yang wajib disetor oleh pelanggan baru kepada kami. Biaya diluar itu, hak instalatir,” tegas Supiandi ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Pian-sapaan akrabnya menjelaskan, yang menjadi tanggungjawab PLN ialah sambungan dari tiang listrik ke kwh meter rumah yang bersangkutan. Sedangkan selebihnya hak instalatir untuk mematok harga kepada pelanggan baru, dan itu semua tergantung dengan kesepakatan kedua belah pihak. Perlu diketahui, hak instalatir ialah jaminan instalasi, gambar instalasi, instalasi, dan upah. Di Kabupaten Bengkayang memiliki dua instalatir yang resmi bekerjasama dengan PLN, yakni Koperasi Kekar dan Kaltaraya teknik, lain dari itu tidak resmi. Pian kembali menegaskan, pelanggan saat mengajukan pemasangan baru hanya dikenai biaya sesuai Permen Energi dan Sumber Daya Mineral No 07/2010 saja dan biaya materai 3000. Walaupun pelanggan tinggal di Siding atau Suti Semarang, biaya yang harus di setor ke PLN tetap berdasarkan aturan yang berlaku. “Walaupun pelanggan baru sudah membayar biaya pasang baru sesuai daya, dan instalatir sudah survey ke lokasi tetapi belum menyerahkan jaminan dan gambar instalasi tidak akan dipasang. Pihak instalasir wajib menyerahkan keduanya baru mendapatkan ijin untuk melakukan instalasi,” ungkapnya. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Bumi Sebalo harus mengetahui apa hak PLN dan Instalatir. Pian mengungkapkan kurangnya pengetahuan masyarkat mengenai biaya pasang baru menyebabkan banyak asumsi-asumsi yang merugikan pihak PLN. “Kami akui, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat Bumi Sebalo mengenai pemasangan baru sehingga membuat banyak warga yang berasumsi semua biaya yang dikenai masuk ke kas PLN. Padahal ada hak PLN dan Instalatir,” jujurnya. Kurangnya dana menjadi factor utama pihak PLN Ranting Bengkayang tidak dapat semaksimal mungkin untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat Bumi Sebalo sampai ke dusun, desa dan kecamatan. Pian membeberkan, ada wacana dari pihak PLN khususnya yang ada di kabupaten ini untuk melakukan terobosan baru dalam hal sosialisasi kepada seluruh elemen penduduk yang ada di wilayah kerjanya. Ini dimaksud supaya para pelanggan dapat mengetahui secara jelas mana hak PLN dan Instalatir.(cah)