SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Sabtu, 05 Februari 2011

Warga Tebuah Pilih Golput Pemilukada Sambas

SAMBAS. Pemilukada Sambas sedang berjalan, para kandidat dan tim sukses sibuk mengobral janji kepada masyarakat, demi memenangi pesta demokrasi yang diadakan lima tahun sekali untuk duduk dikursi KB 1 P. Bagi Masyarakat Tebuah, apapun janji manis seperti lagu Dewi Persik, tidak terlena. Mereka lebih memilih golput (Golonga Putih) dibandingkan menyempatkan waktu untuk mencoblos kandidat yag bertarung. Uci, 23, warga Tebuah Kecamatan Subah Kabupaten Sambas mengatakan, mengenai Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sambas 2011 ia tidak terlalu mengambil pusing dan tidak tahu siapa saja kandidat yang memperebutkan kursi KB 1 P tersebut. “Untuk apa memikirkan Pemilukada, dari dulu sampai sekarang kami tidak pernah diperhatikan oleh Pemda Sambas. Kami selaku warga yang berbatasan dengan Bengkayang merasa dianak-tirikan. Masyarakat Tebuah tidak pernah mengecap hasil pembangunan selama ini,” tegas pria lajang ini ditemui dikediamannya, Kamis (3/2). Uci mengungkapkan, kurangnya perhatian dari Pemda Sambas untuk membangun kampungnya membuat ia dan beberapa warga cuek dan tidak peduli siapa yang akan menjadi orang nomor satu di Bumi……… “Pemda Sambas selama ini lebih memperhatikan wilayah lain dan daerah kami tidak pernah tersentuh pembangunan baik itu sarana maupun prasarana disegala bidang. Mau ke ibu kota saja susah payah dikarenakan jalan rusak berat dan menjual hasil pertanian sulit,” ungkapnya. Lanjutnya, ia mencontohkan dalam hal sekolah, banyak warga Tebuah yang melanjutkan sekolah baik itu di tingkat SMP maupun SMA di Ledo dan Bengkayang. Hal ini dikarenakan akses jalan menuju Subah sangat sulit. Dan apabila musim penghujan, anak-anak tidak dapat bersekolah dikarenakan banjir. Sedangkan dalam hal CPNS, warga Kecamatan Subah susah payah untuk jebol dikarenakan Pemda Sambas masih berbau SARA untuk menerima pegawainya. Peluang kerja terutama menjadi PNS Kabupaten Sambas yang tidak kesampaian membuat kebanyakan masyarakat lebih memilih menjadi warga Bengkayang. “Menjadi warga Bengkayang, anak-anak yang bersekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi dapat jebol menjadi PNS Bumi Sebalo. Di kampung kami saja sudah ada beberapa yang telah menjadi guru PNS Bengkayang, karena sudah beberapa kali daftar CPNS di Sambas tidak lulus,” bebernya. Orang tua di kampung kami memang dalam status kependudukan warga Sambas, tetapi anak-anaknya yang menyelesaikan kuliah banyak menjadi warga Bengkayang. Pemda Sambas tidak boleh menyalahkan warga yang lebih memilih menjadi penduduk Bumi Sebalo, tetapi harus instropeksi diri terlebih dahulu, kenapa rakyatnya pindah. Sebagai masyarakat yang tidak pernah diperhatikan dan dianak-tirikan oleh Pemda Sambas menjadi punca warga pindah ke kabupaten lain. Hal ini wajar bagi rakyat yang tertindas, bagi yang anak emas hal tersebut membuat tercorengnya pemimpin kabupaten ini. Ditambahkan Moses, 21, Warga Tebuah. Ia kuga tidak mau ambil pusing mengenai Pemilukada Sambas 2011. Niat untuk menjadi anggota KPPS atau PPS pun tidak ada dipikirannya untuk menyukseskan jalannya pesta demokrasi di negeri…………………. “Lebih baik golongan putih saja saat hari H pencoblosan. Lagipula aku tidak kenal dengan wajah dan nama kandidat yang bertarung. Apabila paslon terpilih memimpin kabupaten Sambas lima tahun kedepan, sama seperti Bupati sebelumnya yang menganak-tirikan kami disini,” tegas pria berambut lurus dan berkulit sawo matang ini. Sama halnya dengan Root, 50, Warga Tebuah. Ia sangat pesimis kandidat terpilih untuk memimpin Kabupaten Sambas lima tahun kedepan akan memperhatikan wilayahnya dalam hal pembangunan insfrastruktur baik sarana mapun prasarana. “Mati-matian kita menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi, tetapi setelah selesai kuliah dan ada pembukaan CPNS, tidak lulus. Bukan hanya satu atau dua kali test CPNS, tetapi setiap ada pembukaan mendatar tetap saja tidak lolos,” keluh bapak lima anak ini. Ia menceritakan, anak sulungnya pindah menjadi warga Bengkayang dan saat CPNS lolos, begitu juga dengan anaknya yang nomor dua, dipindahkan menjadi penduduk Bumi Sebalo, dengan maksud apabila ada pembukaan CPNS dan lolos tidak lagi sibuk mengurus administrasinya. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar