SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Senin, 02 Mei 2011

Bus Penumpang Tabrak Rumah Warga

Haryadi: Satu orang mati di tempat,dan dua orang mati dalam perjalanan,sedangkan sebanyak 17 luka berat dan sisanya luka ringan. BENGKAYANG. Bus Penumpang Fajar jurusan Pontianak-Seluas menabarak rumah wargadi Simpang Tiga Desa Untang. Satu orang mati di tempat,dan dua orang mati dalam perjalanan,sedangkan sebanyak 17 luka berat dan sisanya luka ringan. Wakil Bupati Landak,A Sukiman SH mengatakan, dirinya memang sudah diprogramkan ke Desa Untang untuk bertemu dengan kadesnya.kebetulan ada kecelakaan yang terjadi di Dusun Simpang Tiga Desa Untang Kecamatan Banyuke Hulu merupakan musibah. “Dalam menyelesaikan ini semua lebih baik ditempuh dengan cara musyawarah untuk mufakat. Sopir dan pemiliknya juga tidak ingin kecelakaan ini terjadi,begitu juga kepada pemilik rumah. Sama-sama tidak menginginkan hal ini terjadi,” saran Sukiman ditemui di Simpang Tiga, Senin (2/5). Sukiman menjelaskan, kita harus mengambil hikmah dari musibah ini. Segala kerugian yang diderita oleh korban pasti pemilik mobil mau bertanggungjawab. Selesaikan smeuanya dnegan cara kekeluargaan dan musyawarah untuk mufakat. Amin, 45, warga Desa Untang mengungkapkan, sudah tiga kali ini rumahnya disamperin seperti ini. Belum lama lalu dua buah motor nyungsep ke bengkelnya. Kini mobil Fajar jurusan Pontianak-Seluas yang meluluh lantahkan bengkelnya. “Kejadiannya pada pukul 03.00, saya terkejut dengan dentuman dan ledakan,setelah saya bangun danmelihat mobil penumpang berplat KB 7708 A sudah terguling di bengkel saya. Syukur tempat tidur kami agak kedalam sehingga tidak menimbulkan korban jiwa pada keluarga saya,” terang Amin yang sudah 20 tahun lebih tinggal di Dusun Simpang Tiga ini. Fera Kamsu,45,Kades Untang menerangkan, sopir bus penumpang KB 77o6 A bernama Nasri. Ia berharap musibah ini dapat diselesaikan dengan baik antara pemilik mobil dan rumah. Karena ada dua orang pemilik rumah yang rusak berat yakni Amin yang notabene merupakan rumah sekalian usaha bengkel dan Eran. Pemilik rumah hanya meminta ganti rugi,tidak ada permintaan lainnya. “Warga melaporkan kepada saya bahwa ada mobil yang menabrak rumah masyarakat,jadi saya langsung bergegas ke TKP, dan melihat mobilbus Fajar sudah tergeletak di bengkel Amin,”terang Fera ditemui di TKP,kemarin. Ferapun langsung meminta kepada warganya untuk menghubungi kepolisian diBengkayang dan Landak. Namun pihak keamanan dari Bumi Sebalo baru tiba keTKP sekitar pukul 06.00 dan dari Bumi Intan pukul 06.20. Kami menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian untuk mengurus semuanya para penumpang yang cedera parah dan ringan bahkan ada yang meninggal dunia. Fera sangat menyayangkan dengan tower telkomsel yang berdiri tegak di kampungnya. Padahal daerahnya rawan akan kecelakaan. “Seharusnya pihak telkomsel langsung mengaktifkan sinyal karena sudah satu tahun tower ini berdiri,apabila dalam jangka waktu dekat tidak diaktifkan,masyarakat akan menebang tower tersebut,” tegasnya. Bukan tanpa alasan ia menyalahkan telkomsel, para penumpang yang mati diakibatkan pendaraan dikarenakan sudah tiga jam menunggu pertolongan. Bayangkan saja, selama tiga jam menderita baru dievakuasi. Apabila ada sinyal,dengan segera menelpon polisi untuk meminta bantuan, dan menghubungi RSU Bengkayang. Babinsa Untang, Sersan Mayor Haryadi menambahkan, sebanyak 38 penumpang di bus Fajar tersebut ditambah sopir dan kernet. Ke 38 orang tersebut di datangkan dari Jawa Tengah yang berasal dari kabupaten Kulon Progo, Pemalang, Kebumen, dan Wonosogo. “Satu orang mati di tempat,dan dua orang mati dalam perjalanan,sedangkan sebanyak 17 luka berat dan sisanya luka ringan. Semua korban kecelekaaan di rujukke RSU Bengkayang menggunakan mobil Ambulance RSU Bumi Sebalo, dan mobil truck milik warga,” beber Haryadi. Menurut informasi yang saya dapat, mereka diberangkatkan dari Pontianak menuju Kabupaten Sambas melalui Bengkayang tepatnya bersebelahan dengan kampung Pelanggor pada perusahaan AKAD, sebelah CV Ceria Prima untuk dipekerjakan di perkebunan sawit. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar