SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Minggu, 15 Mei 2011

Terbatasnya SPBU di Bengkayang Dampaknya BBM Langka

BENGKAYANG. Papan yang bertulisan Bensin dan Solar Habis sudah pemandangan biasa bagi warga ibu kota Kabupaten Bengkayang. Dalam satu SPBU di Bumi Sebalo, melayani beberapa kecamatan. Ini membuat cepat habisnya BBM yang ada di SPBU. Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot SPd mengatakan, keterbatasan jumlah SPBU di ibu kota Bumi Sebalo menjadi langkanya keberadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga saat ini. Sehingga pasokan BBM untuk daerah Bengkayang hanya sedikit dan tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. “SPBU dalam kota Bengkayang hanya satu-satunya saja di Jalan Sanggau Ledo, sedangkan masyarakat yang membeli BBM tersebut bukan hanya dari warga Bumi Sebalo saja tetapi penduduk Kabupaten Landak juga menyerbu ke sini,” ungkap Gidot di temui di Kantor Camat Bengkayang, belum lama ini. Ketua Umum DPC Demokrat Kabupaten Bengkayang ini menjelaskan, warga Kabupaten Landak yang banyak membeli BBM di SPBU Bengkayang yang berada di Jalan Sanggau Ledo berasal dari Simpang Tiga sampai ke Tunang. Sedangkan masyarakat Bumi Sebalo dari Kecamatan Bengkayang, Lumar, Ledo, Teriak, Suti Semarang dan Sungai Betung. “Wajar saja stok BBM di SPBU cepat habis karena satu-satunya di kota Bengkayang. Sedangkan SPBU yang ada di Kecamatan Sanggau Ledo melayani beberapa kecamatan seperti Tujuh Belas, Ledo, Seluas, Siding, dan Jagoi Babang,” terangnya. Ia melanjutkan, SPBU yang berada di Kecamatan Samalantan melayani beberapa kecamatan yakni Capkala, Monterado, dan Lembah Bawang. Sama halnya di Kecamatan Sungai Raya. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan jumlah SPBU yang ada di Kabupaten Bengkayang pada umumnya dan ibu kota pada khususnya. Apabila tidak ada pengusaha yang mampu untuk membuka SPBU baru di Bengkayang, Pertamina seharusnya membantu terlebih dahulu untuk membukanya, jangan masyarakat yang menjadi korban dikarenakan keterbatasan BBM. Gidot berseloroh, tunggu ia menjadi Direktur Pertamina akan ia realisasikannya. “Apabila dulu stock BBM terbatas karena di muara Jungkat ada kapal yang karam, kini kita tidak tahu alasan apa lagi yang membuat langkanya BBM. Depot Pertamina saat ini hanya satu-satunya di Pontianak, apa salahnya dipercepat pembangunan Depot Pertamina di Tanjung Gundul supaya tock BBM di Kalbar tetap terjaga dan aman,” saran Suami dari femi Oktaviani Gidot ini, kemarin. Gidot yang pernah menjabat sebagai Wakil BUpati Bengkayang periode 2005-2010 ini mengungkapkan, dengan hanya satu saja SPBU di Bumi Sebalo dan pemiliknya hanya mampu membeli beberapa ribu liter saja dapat menjadi langkanya stock BBM. Parahnya, selama ini hanya buka dari pukul 06.00 sampai 22.00, tidak seperti di ibu kota provinsi yang banyak jumlah SPBUnya dan ada yang buka 24 jam. Gidot tidak mau menyusahkan warga dengan dilarangnya masyarakat membeli BBM dengan jeriken, karena banyak rakyat Bumi Sebalo yang tidak memiliki motor dan mobil. Ditambah masih banyaknya daerah terisolir di Kabupaten Bengkayang karena akses jalan darat masih belum dibuka. Jalan menuju ibu kota kecamatan saja seperti Siding, Suti Semarang, dan Lembah Bawang saja masih belum dapat dilalui kendaraan roda empat apalagi jalan dari ibu kota kecamatan ke desa dan dusun. “Mayoritas masyarakat Kabupaten Bengkayang membeli BBM dengan jeriken terutama yang tinggal di daerah terisolir untuk menghidupkan mesin yang digunakan penerangan pada malam hari dan pabrik padi. Karena kita ketahui besama, yang menikmati penerangan listrik dari PLN hanya sebagian saja,” ulas bapak dua anak ini. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar