SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Jumat, 14 Januari 2011

Jumlah Guru Di Siding Memprihatinkan

Bengkayang. Kecamatan Siding salah satu kecamatan yang masih terisolir yang ada di Kabupaten Bengkayang. Selain akses jalan darat yang masih belum memadai, tenaga pengajar juga sangat memprihatinkan di wilayh perbatasan Indonesia-Malaysia ini. Egarius Anggota DPRD Bengkayang mengatakan, dirinya selalu memantau kinerja para guru PNS yang mengajar di SMP Negeri 1 dan 2 Siding. Hal ini bertujuan untuk kemajuan pendidikan di Kecamatan Siding. “Masyarakat Kecamatan Siding sangat peka apabila salah satu guru yang malas masuk mengajar. Pernah beberapa waktu lalu beberapa orang tua murid melaporkan kepada saya bahwa tenaga pengajar jarang masuk kantor, sehingga anak didik cepat pulang dan tidak mendapatkan ilmu pengetahuan,” beber Legislator dari Dapil III ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Pria asal Sungkung Kecamatan Siding ini menjelaskan, setelah ia menerima keluhan dari orang tua murid, Egarius pun langsung memanggil guru tersebut dan meninjau langsung dilapangan walau dengan dana pribadi. Legislator dari Partai Demokrat ini mengungkapkan, tingkat pendidikan di Kecamatan Siding hanya sampai SMP saja, apabila ingin meneruskan ke jenjang SMA harus keluar kecamatan. Banyak siswa-siswi yang melanjutkan ke SMA di Seluas, Jagoi Babang, Sanggau Ledo, Bengkayang. Bahkan ada yang bersekolah di Kabupaten Sanggau dan Landak. “Orang tua murid sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, apabila masih ditemukan tenaga pengajar di Kecamatan Siding yag malas masuk mengajar, dirinya tidak segan-segan membeberkan di media massa. Karena dengan dipublikasikannya guru tersebut, ada efek jera dan yang bersangkutan dapat intropeksi diri yang akhirnya rajin masuk mengajar,” tegasnya. Lain halnya dengan Nuroji anggota Komisi X DPR RI saat kunjungan kerja Ke Kabupaten Bengkayang beberapa waktu lalu, ketersediaan guru bahasa Inggris di sejumlah daerah masih mengkhawatirkan melihat banyak sekolah yang tidak memiliki guru bahasa Inggris. "Bagaimana mereka mau lulus dalam ujian nasional, sementara dalam ujian nasional (UN), matematika, Bahasa Inggris adalah yang ikut diujikan. Bukan hanya itu, sekolah-sekolah di sana juga tidak memiliki laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Itu banyak dikeluhkan masyarakat " Tanya legislator dari Partai Gerindra Dapil Jawa Barat VI. Karena itu, Nuroji sepakat agar formula UN diubah yakni 40 persen untuk mata pelajaran yang terdapat dalam nilai rapor dan 60 persen adalah mata pelajaran yang diujikan di UN. Sebab, ada beberapa mata pelajaran yang juga bisa menilai kecakapan siswa, seperti kesenian atau olahraga. Namun UN tetap diperlukan sebagai pemetaan ini. Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang menjelaskan, untuk Kecamatan Siding belum ada TK dan SMA. Yang ada baru SD dan SMP saja. Dan ketersediaan guru yang mengajar disana masih sangat terbatas. Ditambahkan oleh Matius Pan Basten Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Siding mengungkapkan, ditempat ia mengajar hanya ada tiga PNS termasuk dirinya, dan sisanya tenaga honor dari daerah setempat. Setiap guru yang PNS merangkap dua sampai tiga mata pelajaran. “Dana BOS yang di dapat dari pemerintah hanya cukup untuk membayar tenaga honor, sedangkan kebutuhan lain di sekolah harus dibeli sedikit demi sedikit karena terbatasnya anggaran,” jelas Basten saat ditemui Equator di Pasar Seluas, belum lama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar