SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Selasa, 16 Agustus 2011

Alih Fungsi Lahan, Bengkayang Impor Jagung Malaysia

BENGKAYANG. Ketahanan pangan merupakan isu yang paling diperhatikan oleh pemerintah pusat. Apabila suatu daerah kekurangan pangan, akan mempengaruhi kehidupan manusia. Kabupaten Bengkayang dikenal dengan jagung namun akhir-akhir ini akibat alih fungsi lahan, Bumi Sebalo untuk memenuhi kebutuhan Jagung dari Singkawang saja tidak mampu dan harus mengimpor dari Malaysia. Petrus Diaz, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang mengatakan, program kerja ia sebagai pimpinan tertinggi di instansinya ialah tetap mengacu kepada empat program Kementrian Pertanian RI dan menyukseskannya. Masalah pangan sangat strategis, bukan berarti untuk perut saja tetapi macam mana caranya sebagai lapangan pekerjaan seperti di kabupaten lain yang ada di Indonesia. “Selama ini petani di Kabupaten Bengkayang menanam padi hanya untuk stock setahun dan dikonsumsi sendiri, bahkan saat musim tanam seperti saat ini banyak petani yang membeli beras karena stock gabah sudah habis,” terang Diaz, ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang ini menjelaskan, selain mengacu kepada Kementrian Pertanian, pihaknya juga berkaca pada visi dan misi Bumi Sebalo bahwa pertanian merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang tidak dapat ditawar. Diaz membeberkan, 2011 merupakan target sesuai dengan pemerintah baik itu di pusat, provinsi maupun kabupaten, kita harus menyiapkan 121 ribu ton gabah. Untuk merealisasikan hal tersebut sudah ada langkah-langkah yang telah diambil sesuai aturan yang berlaku. Kabupaten Bengkayang memiliki 75 orang PPL (Petugas Penyuluh Lapangan), mereka dilatih dan ditugaskan untuk memberikan penyuluhan kepada petani pada masing-masing daerahnya. Khusus di Bumi Sebalo, hanya ada tiga komoditi yang dikembangkan yakni padi, jagung dan kedelai bersumber dari DAU dan DAK. “Untuk padi, sebanyak 532 unit lahan dipersiapkan dengan rincian satu unit seluas 25 hektar dan ini tersebar diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang. khusus di Kecamatan Siding terutama di Desa Sungkung, mendatangkan benih padi lahan kering dan dikirim melalui Entikong Kabupaten Sanggau Kapuas karena akses dari sana lebih mudah dibandingkan melalui Kecamatan Seluas,” jelasnya. Komoditi jagung, sebanyak 72 unit yang harus disiapkan dengan rincian satu unit seluas 15 hektar lahan yang dibutuhkan. Dan ini tersebar didaerah pengembangan komoditi jagung terutama petani yang baru mengenal jagung terutama di daerah Kecamatan Lumar, Teriak, Sungai Betung, dan Samalantan. “Petani jagung asal Kecamatan Sanggau Ledo dan Tujuh Belas, menolak bantuan jagung dari pemerintah pusat karena mengirimkan bibit Bisi yang tidak tahan dan rentan akan penyakit jamur Bulai (Bule sebutan masyarakat kecamatan Lumar, Red). Mereka menginginkan Pioner 12 karena tahan penyakit walaupun harus menambah biaya pembelian benihnya,” aku Diaz. Diaz melanjutkan, benih jenis Bisi merupakan kemampuan dari pusat bukan Pioner 12. Bukan hanya dua kecamatan tersebut yang menginginkan P12, tetapi rata-rata petani jagung yang ada di Bumi Sebalo. Bengkayang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Kalbar sebagai sentra jagung. 70 persen jagung berasal dari Bumi Sebalo. Namun, dengan akhir-akhir ini timbul penyakit bulai dan alih fungsi lahan dari jagung ke sawit, terutama lahan yang ada di Kecamatan Sanggau Ledo dan Tujuh Belas mengakibatkan Bengkayang kekurangan produksi jagung. Kini untuk memenuhi kebutuhan kota Singkawang akan jagung saja Bumi Sebalo tidak mampu dan harus mengimpor dari Malaysia. Sedangkan untuk kedelai, sebanyak 31 unit dengan rincian lahan yang dibutuhkan satu unit ialah 10 hektar. Berhubung kedelai merupakan salah satu tanaman yang memilih jenis tanah, tidak tersebar diseluruh kecamatan yang ada di Bumi Sebalo. Adapun komoditi kedelai dicoba pada beberapa kecamatan seperti Lumar, Sanggau ledo, Sungai Betung dan Samalantan. Mengenai percetakan sawah untuk Kabupaten Bengkayang yang bersumber dari DAK dan DAU, 2011 akan membuka lahan baru sebanyak 382 hektar untuk mengantisipasi lahan yang telah berubah alih fungsi. Kecuali Kecamatan Siding yang tahun ini tidak mendapatkan percetakan sawah tetapi jalan usaha tani. Perlu diketahui, 2006 Dinas Pertanian kabupaten Bengkayang telah merealisasikan percetakan sawah seluas 150 hektar. Pada tahun 2007 dan 2009 percetakan sawah ditingkatkan dengan lahan seluas 340 hektar. 2008, luas lahan untuk percetakan sawah menurun menjadi 265 hektar. Tahun kemarin (2010, Red) seluas 200 hektar lahan yang dibuka untuk percetakan sawah. Yadi, 50, warga Dusun Sempayuk Desa Belimbing kecamatan Lumar mengungkapkan, ia mulai tertarik menanam jagung sejak 2006 tetapi dalam skala kecil. Berhubung lahan yang ia miliki tidak luas dan dikerjakan secara tradisional. Dan hanya mampu menghasilkan setiap kali panen kurang dari satu ton. “Kendala dalam menanam jagung ialah hama seperti tikus, tupai dan kera. Apalagi saat ini timbul penyakit bulai dan tidak tau cara menghentikannya. Yang dilakukan hanya memangkas jagung yang terkena peyakit bulai,” kata bapak empat anak ini ditemui dikediamannya. Kakek tiga cucu ini menyebutkan, dari semua jenis benih jagung yang beredar di Kabupaten Bengkayang, jenis Pioner 12 merupakan yang lebih baik dibandingkan benih jagung lainnya. Namun ia tidak menolak menanam jenis benih apa yang diberikan oleh pemerintah kepada mereka. Baik itu jenis Nusantara, bisi maupun pioneer. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar