SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Sabtu, 12 Maret 2011

Kecamatan Bengkayang Belum Merdeka

BENGKAYANG. Kecamatan Bengkayang terletak di ibu kota kabupaten. Walaupun kecamatan dekat denga pusat pemerintahan Bumi Sebalo, tetapi selama 11 tahun Bengkayang menjadi kabupaten, kecamatan ini masih belum merdeka dan tidak tersentuh pembangunan terutama di pinggiran kota. Kasa STP, Camat Capkala mengatakan, saat Musrenbang Kecamatan dilakukan, skala prioritas yang di inginkan oleh masyarakat Capkala ialah jalan pertanian. Hal ini dikarenakan jalan antar desa di kecamatan ini masih sulit. “Apabila jalan pertanian sudah terelalisasikan, masyarakat mudah untuk menjual hasil pertanian dari lahan mereka, sehingga terwujud kesejahteraan penduduk Kecamata Capkala yang selama ini mayoritas tingkat perekonomiannya tergolong rendah,” terang Kasa ditemui dikediamannya di Jalan Bambang Ismoyo, belum lama ini. Parahnya, banyak masyarakat di Kecamatan Capkala yang tidak mengenal dengan mantri tani atau PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan). Banyak warga yang mengeluh pada dirinya. Oleh karena itu, ia menegaskan pecat saja PPL yang tidak mau bekerja. Seharusnya PPL tersebut tinggal di daerah tugasnya sehingga apa yang diprogramkan dapat terealisasikan. Sama halnya dengan Camat Bengkayang, Yustinus Kancil. Ia membeberkan saat musrenbang kecamatan berlangsung, masyarakatnya banyak menginginkan jalan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena jalan factor utama untuk meningkatkan perekonomian dan kebutuhan primer saat ini. “Walau Kecamatan Bengkayang terletak di ibu kota kabupaten, tetapi kecamatan ini masih belum merdeka terutama dalam hal jalan untuk akses menuju ke desa dan dusun yang ada di kecamatan ini,” keluh Mantan Camat Tujuh Belas ditemui di Hotel Lala Golden, belum lama ini. Sudah 11 tahun Bengkayang menjadi kabupaten, Desa Bakti Mulia dan Setia Budi yang notabene letaknya merupakan pinggiran kota Bengkayang masih dianaktirikan dan tidak pernah diperhatikan untuk dibangun oleh Pemda Bengkayang. Selain jalan, masyarakat kebanyakan meminta air bersih. Hal ini dianggap wajar, karena sungai Sebalo saat ini sudah tercemar oleh Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dan warga membuang sampah ke DAS Sebalo. Ia menceritakan sebelum Bengkayang menjadi kabupaten, DAS Sebalo dapat di konsumsi oleh masyarakat disekitar aliran sungai. Namun, kini jangankan untuk di konsumsi, untuk mandi saja sudah tidak layak. Sementara itu, Kumas, Kasi Sarana dan Prasarana Dians Pertanian Kabupaten Bengkayang mengungkapkan, saat ia bersama staffnya survey di Kecamatan Bengkayang dalam hal untuk melihat potensi lahan untuk percetakan sawah dan jalan pertanian. “Saya sangat terkejut sekali, di beberapa desa dipinggiran kota Bengkayang yang masuk dalam wilayah Kecamatan Bengkayang memiliki potensi untuk membuat percetakan sawah dan masyarakat sangat membutuhkan untuk mewujudkan swasembada beras Bumi Sebalo,” kata Kumas ditemui dikediamannya di Jala Basuki Rachmad. Selama ini, Pemda Bengkayang hanya focus pembangunan di kecamatan kecuali kecamatan yang berada di ibu kota kabupaten. Sangat mengherankan sekali, daerah pinggiran kota Bengkayang selama ini tidak diperhatikan dalam hal pembangunan padahal jarak tempuh dekat. Hal ini sama dnegan pepatah tua mengatakan semut di puncak bukit terlihat, sedangkan gajah didepan mata tidak terlihat. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar