SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Senin, 20 Desember 2010

Kuburan kakek Ketua DAD Bengkayang Digusur PT Darmex Agro

BENGKAYANG. Bukan hanya masyarakat kecil saja yang ditindas oleh perusahaan sawit yang masuk di Kabupaten Bengkayang, Ketua DAD Bengkayang sendiri mengakui bahwa kuburan kakeknya yang ada di Desa Kinande ikut digusur oleh PT Darmex Agro untuk lahan sawit. Ketua DAD Bengkayang, Drs Kristianus Anyim Msi mengatakan, untuk 2011 dewan adat yang dipimpinnya akan memfokuskan terlebih dahulu mengenai pendataan kelembagaan yang ada sampai ke tingkat bawah. “Penataan sekretariatan agar lebih memberikan kenyamanan dan ruang kerja yang memadai dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung, dan pembagian tugas pengurus guna adanya pemerataan tugas dan fungsi masing-masing pengurus,” terang Anyim yang juga Sekretaris Daerah Pemda Bengkayang ditemui dikediamannya Jalan Sanggau Ledo, Senin (20/12). Suami dari Dra Anastasia Maria Anyim ini menjelaskan, selain itu tahun depan akan melakukan audiensi dengan pemerinda daerah sekaligus melaporkan hasil Rakerdat dan pengenalan pengurus. Berhubung DAD kecamatan yang sudah berakhir masa bhaktinya, akan melakukan Musdat DAD Kecamatan untuk membentuk DAD di tingkat kecamatan. Dan akan melakukan kunjungan kerja ke kecamatan minimal satu tahun sekali. “Sesuai dengan Visi kita, DAD mampu mengelola berbagai aspek kehidupan masyarakat dayak menuju perubahan dengan dilandasi harkat dan martabat melalui proses pemberdayaan yang berkelanjutan secara demokrasi, transparan, partisipatif, akuntabel, transformatif agar setara dengan masyarakat lainnya dalam bingkai NKRI,” jelasnya. Mengenai wacana pembangunan perkampungan budaya yang ada di Bengkayang sangat dibutuhkan saat ini. Dimana, membutuhkan lahan kurang lebih 30 hektar. Saat ini baru lima hektar tanah yang ada di kampung Tampe, dan ini lahan ini nampaknya kurang memadai untuk dijadikan perkampungan budaya. Dengan adanya perkampungan budaya, segala kegiatan mengenai adat budaya etnis yang ada di Kabupaten Bengkayang di fokuskan di daerah tersebut. Perkampungan budaya ini bukan hanya untuk masyarakat suku dayak saja, tetapi untuk seluruh etnis yang ada di Bumi Sebalo. Baik itu Jawa, Melayu, Tionghoa, dan lainnya. “Untuk merealisasikan hal ini, perlu dukungan dari Pemda Bengkayang dan seluruh elemen masyarakat yang ada di Bumi Sebalo, serta apresiasi dari Pemprov Kalbar maupun DAD provinsi,” harap bapak berkacamata putih dan berkumis ini. Anyim mengungkapkan, apabila ingin merealisasikan pelajaran adat dan budaya dayak di mata pelajaran baik di tingkat sekolah dasar sampai ke sekolah lanjutan atas, perlu persetujuan dari Bupati Bengkayang dan Kepala Dinas Pendidikan untuk memasukkannya di Mulok (muatan lokal). Hal ini dipandang perlu, karena macam mana caranya adat budaya dayak dapat dilestarikan dan dimengerti oleh generasi muda, terobosannya ialah memasukan adat dan budaya dayak di pelajaran sekolah baik negeri maupun swasta yang ada di Bumi Sebalo. “Saya tidak akan berhasil mewujudkan semuanya, apabila tidak dibantu dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo. Dan yang terpenting, macam mana cara kita untuk memperjuangkan hak-hak adat dayak yang selalu di tindas, contohnya kuburan kakek saya di Desa Kinande di gusur oleh PT Darmex Agro,” ungkap Anyim dengan nada sedih. Mengenai permasalahan ini, Anyim akan melakukan pendekatan terhadap perusahaan sawit tersebut. Mereka harus mengakui hak-hak adat dan masyarakat juga harus tahu hak-hak mereka. Sehingga ada timbal balik dan saling memahami, hormat-menghormati tentang adat dan budaya dayak. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar