SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN
SK DARI MENTERI PERTAHANAN DAN KEAMANAN RI

Minggu, 12 Desember 2010

Sekolah Pedalaman Minim, Perkotaan Penumpukan Guru

BENGKAYANG. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Tingkat SMP/MTs Bengkayang, Gustian Andiwinata SPd MM mengatakan, Pemda Bengkayang dalam hal ini Dinas Pendidikan diharapkan mampu mengambil keputusan yang bijak terkait permasalahan pendidikan yang ada didaerah ini, terutamanya mengenai ketersediaan tenaga guru didaerah pedalaman. “Kondisi yang terjadi saat ini, masih banyak sekolah didaerah pedalaman maupun perbatasan yang kekurangan tenaga pengajar (guru), khususnya yang berstatus PNS. Dinas Pendidikan harus bijak melihat kondisi ketersediaan guru pada sekolah-sekolah yang berada didaerah pedalaman maupun perbatasan, dimana guru-guru yang berstatus PNS sangat minim,” terang Gustian kepada Equator dikediamannya di Dusun Pereges Desa Seluas, Sabtu (11/12). Padahal, untuk tingkat SMP, ketersediaan guru harus disesuaikan dengan bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah. Dari lima orang guru berstatus PNS ini, tiga diantaranya merupakan guru bidang studi Matematika, masing-masing seorang guru Bahasa Inggris dan IPS. Sementara bidang studi IPA dan Bahasa Indonesia yang turut di-UAN-kan tak dimiliki. “Kondisi ini ini tidak terlepas dari adanya penumpukkan guru (PNS) didaerah perkotaan. Menutupi saya melakukan kebijakan mengenai permasalahan guru pada sekolah yang dipimpin saya, dengan memberdayakan 11 tenaga guru honor masing-masing bidang studi dan dua orang tenaga Tata Usaha (TU) honorer. Dimana 13 tenaga honor tersebut pembiayaannya dibebankan pada dana BOS yang diperoleh sekolahnya,” tegas Kepsek SMP Negeri 3 Seluas ini. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Siding Matius Van Basten SPd mengatakan, jumlah tenaga pengajar yang ada di tempat kerjaya sebanyak tujuh orang guru dan satu TU. Tiga PNS termasuk dirinya, dan empatnya tenaga honorer. “Setiap guru merangkap dua mata pelajaran, bahkan ada yang tiga. Adapun PNS yang ada hanya berlatar belakang guru Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. Mau tidak mau, demi menjalankan tugas Negara dan mencukupi jumlah jam mengajar wajib bagi PNS sebanyak 24 jam dalam seminggu,” aku bapak satu anak ini ditemui di Jalan Sanggau Ledo, Minggu (12/12). Sementara itu, guru SMP Negeri Seluas yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan, di sekolah ia bertugas terjadi kekurangan guru, sehingga mereka bermusyawarah untuk mengajar mata pelajaran yang bukan basicnya. “Hal ini kami lakukan demi kecerdasan peserta didik kami. Walaupun memperkosa otak untuk memahami mata pelajaran yang bukan basic, demi mengabdi kepada nusa dan bangsa kami rela,” tegas bapak berkulit sawo matang dan berambut ikal ini, kemarin. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar